Mahfud MD Ingatkan Mahasiswa Baru UNS Solo Pentingnya Sikap Bela Negara
Menko Polhukam Mahfud MD mengingatkan arti penting kesadaran bela negara bagi generasi muda, khususnya di kalangan mahasiswa.
Menko Polhukam Mahfud MD mengingatkan arti penting kesadaran bela negara bagi generasi muda, khususnya di kalangan mahasiswa.
Pernyataan Mahfud MD tersebut disampaikan dalam kuliah umum pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) luring dan daring Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Senin (14/9).
-
Mengapa Mahfud MD dikabarkan mundur dari Menko Polhukam? Dia menilai, mundurnya Mahfud dari kabinet lantaran ingin fokus berkampanye dan mengikuti kontestasi di Pilpres 2024.
-
Apa yang dilakukan Mahfud Md selama menjadi Menko Polhukam? Selama menjabat sebagai Menko Polhukam, ada sejumlah gebrakan yang pernah dilakukan oleh Mahfud Md. Salah satunya, Menko Polhukam Mahfud Md membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengusut kasus Intan Jaya, Papua yang menewaskan empat orang, yakni warga sipil dan pendeta serta dua anggota TNI.
-
Siapa yang mengonfirmasi soal kabar pengunduran diri Mahfud MD? Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengaku belum mendapatkan informasi resmi terkait hal tersebut. Namun, dia mengaku mendengar kabar burung soal pengunduran diri Mahfud MD.
-
Siapa yang membantah pernyataan Mahfud MD? Hal ini pun dibantah langsung oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto.
-
Bagaimana Mahfud MD ingin menularkan ketegasannya? Justru saya akan semakin tegas dan membuat jaringan-jaringan agar ketegasan itu akan menular ke birokrasi di mana saya memimpin. Itu saja sebenarnya,” pungkas Mahfud MD.
-
Apa profesi Putra Dokter Boyke, Dhitya Dian Nugraha? Mengikuti jejak sang ayah, Dhitya merupakan alumnus Universitas Indonesia. Namun, perjalanan akademisnya tidak berhenti di sana. Ia melanjutkan pendidikannya di luar negeri, tepatnya di Universiteit Leiden, Belanda, dari tahun 2017 hingga 2020 dengan mengambil jurusan psikologi.
Mahfud yang juga anggota Dewan Penyantun UNS menyebut, para generasi muda khususnya para mahasiswa baru tersebut kelak akan memegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa.
Sesuai Pasal 27 dan 30 ayat 1 UUD 1945, dikatakannya, setiap warga negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban untuk membela negara, baik dalam menghadapi ancaman perang dengan negara lain maupun intervensi asing yang mengganggu kedaulatan NKRI.
"Membela negara itu bukan hanya hak tetapi juga kewajiban. Oleh sebab itu, jika negara mengalami keadaan tertentu yang menghendaki warga negara turun tangan dan ikut membelanya, maka negara dapat melakukan tindakan yang mewajibkan warga negara ikut dalam bela negara," ujar Mahfud.
Menurut Mahfud, sikap bela negara merupakan salah satu ungkapan syukur yang bisa diwujudkan dalam menghargai kemerdekaan RI yang berhasil diwujudkan para pendiri bangsa.
"Setiap warga negara harus mengutamakan tekad, sikap, dan tindakan secara teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut. Dengan dilandasi rasa kecintaan terhadap tanah air, berbangsa dan bernegara, keyakinan terhadap Pancasila dan UUD 1945 demi menjaga dan membela keutuhan dan kemajuan NKRI," katanya.
Kemerdekaan RI 75 tahun yang lalu, menurut Mahfud, sebagai rahmat dari Allah Yang Maha Kuasa yang menghendaki Indonesia untuk semakin berkembang dan maju. Berkat kemerdekaan itulah, lanjut dia, setiap warga negara dapat bercita-cita, berusaha, dan menggapai mimpinya masing-masing.
"Kalian bisa menjadi mahasiswa, kalian bisa bercita-cita menjadi apa saja, dan bisa meraihnya karena Indonesia merdeka. Maka, untuk bela negara ini menurut posisi kita masing-masing. Saudara terdiri dari berbagai profesi yang semuanya membela negara menurut keahlian dan profesi agar Indonesia maju," tutur mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.
Mengutip hasil riset PEW Research Center yang menyurvei karakteristik generasi milenial, Mahfud menyebut keunikan generasi ini terletak pada intensnya penggunaan internet sebagai kebutuhan pokok.
Dengan masifnya kemajuan Iptek, ia menekankan bentuk bela negara sebagai perwujudan pertahanan negara harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta bentuk ancaman yang dihadapi saat ini dan dimasa depan.
"Ancaman yang saat ini membayangi Indonesia, bukanlah ancaman militer atau fisik saja. Tetapi juga ancaman lain, seperti persaingan global, perdagangan bebas, upaya pelemahan Sumber Daya Manusia (SDM), perusakan sosial budaya, destruksi terhadap kemajemukan, munculnya sikap-sikap intoleransi dan rongrongan terhadap nasionalisme serta derasnya arus informasi yang harus disikapi secara cermat dan bijaksana oleh generasi milenial," tandasnya.
Mengakhiri kuliah umumnya, Mahfud berpesan agar mahasiswa baru UNS angkatan 2020 mampu menjadi pemimpin bangsa di masa depan yang bersih, berintegritas, dan anti terhadap korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
"Jika kelak pemerintah dipimpin oleh pemimpin yang korup dan tidak berintegritas, tentu akan melunturkan semangat nasionalisme warga negara. Dan tentunya juga akan berimbas pada sikap bela negara. Saudara harus menjadi generasi yang turut membangun pemerintahan yang bersih, karena nasionalisme bisa luntur kalau orang-orang yang memerintah koruptif, mau enaknya sendiri," katanya.
"Saya berpesan, perlu ditanamkan pada diri anda beberapa sikap dasar yang salah satunya adalah sikap cinta tanah air karena inti dari bela negara adalah mencintai negeri ini," pungkasnya.
(mdk/bal)