Mahfud MD: Pemerintah Tidak Pernah Anggap Din Syamsuddin Penganut Radikalisme
"Beliau kritis, bukan radikalis," ungkapnya.
Menko Polhukam Mahfud Md menegaskan pemerintah tidak pernah menganggap Din Syamsuddin sebagai radikal. Hal menanggapi laporan yang dibuat oleh Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) kepada Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).
Dalam laporan itu pelapor menduga Din Syamsuddin melakukan pelanggaran kode etik dan perilaku dengan tuduhan radikalisme.
-
Apa yang dilakukan Mahfud MD bersama Faisal Basri? Momen terakhirnya bersama almarhum adalah saat dirinya masih menjabat sebagai menko polhukam. Kala itu, Faisal Basri turut terlibat dalam tim ahli dari Satgas Anti Pencucian uang yang dibentuk pemerintah.
-
Siapa yang membantah pernyataan Mahfud MD? Hal ini pun dibantah langsung oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto.
-
Siapa yang menanyakan kepada Mahfud MD tentang sikapnya? Hal itu disampaikan Mahfud saat menjawab pertanyaan dari Maria Simbolon.
-
Apa yang diklaim oleh video tentang Mahfud MD dan DPR? Video tersebut mengandung narasi bahwa Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD bersama DPR membongkar kebusukan hakim MK saat pelaksanaan Pilpres.
-
Apa yang Mahfud MD soroti dalam debat cawapres? Dalam kesempatan Debat Capres dan Cawapres yang berlangsung pada Minggu (21/01/2024) lalu, cawapres nomor urut 03 yaitu Mahfud MD soroti deforestasi hutan di Indonesia yang mencapai 12,5 juta hektare.
-
Siapa yang mengonfirmasi soal kabar pengunduran diri Mahfud MD? Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengaku belum mendapatkan informasi resmi terkait hal tersebut. Namun, dia mengaku mendengar kabar burung soal pengunduran diri Mahfud MD.
"Pemerintah tidak pernah menganggap Din Syamsuddin radikal atau penganut radikalisme," kata Mahfud dalam cuitan twitternya seperti dikutip merdeka.com, Sabtu (13/2).
Dia mengatakan Din adalah sosok yang mengusung moderasi beragama atau Wasathiyyah Islam yang diusung pemerintah. Mahfud juga menjelaskan Din juga penguat sikap Muhammadiyah bahwa Indonesia adalah 'Darul Ahdi Wassyahadah'.
"Beliau kritis, bukan radikalis," ungkapnya.
Mahfud menuturkan Muhammadiyah dan NU kompak mengkampanyekan NKRI berdasar Pancasila sejalan dgn Islam. NU menyebut 'Darul Mietsaq', Muhammadiyah menyebut 'Darul Ahdi Wassyahadah'.
"Pak Din Syamsuddin dikenal sebagai salah satu penguat konsep ini. Saya sering berdiskusi dengan dia, terkadang di rumah JK," katanya.
Baca juga:
Muhammadiyah Bela Din Syamsudin, Sebut Tudingan Radikal Salah Alamat
Keterlibatan Masyarakat Dinilai Bisa Deteksi Dini Gerakan Radikal Intoleransi
Peran Ormas, Polri dan Masyarakat Penting Cegah Radikalisme
Perlu Kerja Keras Cegah Masyarakat Tak Tertarik Ideologi Radikal Mengarah Terorisme
Pimpinan Tegaskan Tak Ada Radikal dan Taliban di KPK