Mahkamah Konstitusi tangani 380 perkara sepanjang 2013
"Ada 305 perkara yang sudah diputus, 26 perkara dikabulkan, 13 perkara dengan putusan sela, 178 perkara ditolak."
Ketua MK Hamdan Zoelva menyampaikan laporan kinerja MK sepanjang tahun 2013. Dalam catatan MK sejak Januari sampai Desember 2013, MK telah menangani 380 perkara, baik pengujian undang-undang, sengketa pemilu, dan sengketa kewenangan lembaga negara.
"Sejak 1 Januari sampai 18 Desember 2013, MK sudah menangani 380 perkara. Ada 305 perkara yang sudah diputus, 26 perkara dikabulkan, 13 perkara dengan putusan sela, 178 perkara ditolak, 66 perkara tidak diterima, 3 perkara gugur, 18 perkara ditarik kembali, 1 perkara tidak berwenang," kata Hamdan dalam konferensi pers akhir tahun yang bertajuk "Menjaga Independensi MK menyongsong Pemilu 2014", di Gedung MK, Senin (23/12).
Hamdan mengungkapkan, sepanjang 2013, MK menangani 181 perkara pengujian undang-undang. Dari jumlah itu, menurut Hamdan, MK telah memutus 109 perkara atau 60 persen atau sebanyak 72 perkara yang tersisa.
"Untuk pengujian undang-undang selama 2013, ada 22 perkara atau 23 persen yang dikabulkan, 51 perkara (53 persen) ditolak, 22 perkara (23 persen) tidak dapat diterima, dan 1 perkara gugur. Di samping itu terdapat 13 ketetapan perkara pengujian undang-undang selana 2013, yakni 12 perkara (92 persen) ditarik kembali dan 1 perkara (8 persen) dinyatakan tidak berwenang," terang Hamdan.
Sedangkan untuk perkara sengketa kewenangan lembaga negara, telah menangani tiga perkara. Dalam keterangan Hamdan, MK sudah memutus dua sengketa kewenangan dan menyisakan satu perkara yang masih dalam tahap proses.
Lebih lanjut, Hamdan menerangkan, dalam penyelesaian sengketa Pilkada sepanjang 2013, MK telah menangani 196 perkara sengketa kepala daerah. Dari jumlah itu, sudah 194 perkara atau 99 persen yang sudah diputuskan dan 2 perkara masih dalam proses pemeriksaan persidangan.
"Jika dirinci berdasar amar putusan, terdapat dua perkara (1 persen) yang dikabulkan, 15 perkara (8 persen) putusan sela, 127 perkara (68 persen) ditolak, 42 perkara (22 persen) tidak dapat diterima, dan 2 perkara (1 persen) dinyatakan gugur. Di samping itu, terdapat pula ketetapan penarikan kembali terhadap 6 perkara," ujar Hamdan.
Dari kalkulasi sejak berdirinya pada 2003 hingga 2013, MK telah menangani 1.466 perkara, pengujian undang-undang sebanyak 641 perkara atau 44 persen, 24 perkara sengketa kewenangan lembaga atau 1 persen, dan 116 perkara sengketa pemilihan legislatif dan presiden/wakil presiden atau 8 persen, serta 685 perkara sengketa pilkada kepala daerah atau 47 persen.
Selama satu dasawarsa dari jumlah itu, MK sudah memutus 1.191 perkara atau 95 persen yang terdiri dari putusan dan ketetapan. Saat ini masih terdapat 75 perkara atau 5 persen yang masih dalam proses pemeriksaan.
"Selanjutnya untuk rincian amar putusan sepanjang berdirinya MK, 246 perkara dikabulkan (18,8 persen), 15 putusan sela (1,1 persen), 703 perkara ditolak (53,8 persen), 338 perkara tidak dapat diterima (25,9 persen), dan 5 perkara dinyatakan gugur (0,4 persen). Sedangkan ketetapan terdiri dari 75 perkara ditarik kembali (89 persen) dan 9 perkara dinyatakan tidak berwenang (11 persen)," kata Hamdan.