Makan hewan sembelihan, 16 warga Kulon Progo terinfeksi antraks
Makan hewan sembelihan, 16 warga Kulonprogo terinfeksi antraks. Para korban menderita kulit melepuh, memerah, mengering dan menghitam.
16 warga Dusun Ngroto, Ngaglik, dan Penggung, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo tertular virus antraks. Awalnya, 16 orang warga ini diduga terkena gigitan serangga tomcat.
Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo, Bambang Haryatno menceritakan bahwa pada November 2016 hingga awal Januari 2017, belasan warga memeriksakan diri ke Puskesmas Girimulyo II, Kulonprogo. Mereka mengeluhkan sakit kulit.
"Gejalanya kulit melepuh, merah, kering dan menghitam. Kebetulan semuanya terkena di kulit," jelas Bambang saat dihubungi wartawan, Rabu (18/1).
Dari keluhan warga itu, lanjut Bambang, Dinas Kesehatan Kulonprogo pun mendatangkan dokter spesialis kulit dari RSUP Dr Sardjito. Awalnya dokter menduga warga terkena gigitan serangga Tomcat.
Bambang menuturkan bahwa setelah ditangani tim dokter spesialis kulit RSUP Dr Sardjito, 12 orang berhasil disembuhkan dan diperbolehkan pulang. Sedangkan empat pasien lainnya masih dirawat.
"Awal Januari 2017 diputuskan untuk mengambil contoh dari 4 pasien yang tersisa. Ternyata satu di antaranya positif antraks. Kami bersama Dinas Pertanian akhirnya turun ke lapangan. Betul ada hewan sakit disembelih dan dimakan bersama-sama," terang Bambang.
Bambang menuturkan bahwa 12 orang yang sebelumnya sembuh kemudian diperiksa kembali. Ternyata mereka pun terindikasi terkena antraks.
"Dinas Kesehatan bersama Dinas Pertanian Kulon Progo kemudian melakukan pemeriksaan terhadap sisa hewan yang disembelih dan hasilnya positif antraks," papar Bambang.
Bambang menambahkan bahwa pada manusia, antraks bisa menyerang kulit, paru-paru dan pencernaan. Antraks akan mematikan apabila sudah menyerang paru-paru.
"Kalau di kulit bisa cenderung mudah disembuhkan dengan obat dari Puskesmas. Saat ini ke 16 korban kondisinya telah membaik," pungkas Bambang.