Marak Aksi Kejahatan di Tengah Pandemi Corona
Warga mengaku dalam semalam kompleksnya kehilangan empat motor.
Aksi kriminalitas tampak kian marak di tengah pandemi virus corona atau Covid-19. Bahkan, residivis kasus pencurian motor hingga penjambretan akhir-akhir ini kerap beraksi.
Ada yang beralasan terpaksa melakukan tindakan kriminal karena himpitan ekonomi. Sebab, di tengah wabah Covid-19, aktivitas ekonomi masyarakat dibatasi.
-
Dimana anggota polisi dan korban begal bertemu untuk menyerahkan motor? Penyerahan dilakukan langsung oleh Kapolrestabes Bandung Kombes Budi Sartono di Mapolrestabes Bandung.
-
Kapan pencurian motor itu terjadi? Peristiwa itu sebenarnya telah terjadi pada 16 Oktober 2020.Namun pelaku JM baru tertangkap di rumahnya setelah tiga tahun hidup di kebun untuk menghindari polisi.
-
Apa moto dari Kepolisian Republik Indonesia? Polri mempunyai moto Rastra Sewakottama yang artinya Abdi Utama bagi Nusa Bangsa. Motto tersebut diambil dari bahasa Sansekerta, yaitu Rastra (bangsa/rakyat) dan Sevakottama (pelayan terbaik). Jadi, Rastra Sewakottama dapat dimaknai "pelayan terbaik bangsa/rakyat"
-
Kapan lelang motor Omesh berakhir? Setelah nungguin sekitar 4 hari, akhirnya ada yang menang lelang dengan harga Rp 300 juta.
-
Kapan Jalur Pantura Jawa Barat mulai ramai pemudik motor? Sudah Ada Beberapa yang Mudik Saat kreator tersebut melalui Jalur Pantura, beberapa pemudik mulai terlihat di satu pekan jelang lebaran. Mereka sudah mulai pulang ke kampung halaman denga menggunakan sepeda motor.
-
Kapan motor harus diservis? Servis motor minimal dilakukan 1-2 bulan sekali, atau saat pemakaian sudah mencapai jarak tempuh 2000 km (untuk motor keluaran lama) dan jarak tempuh 5000 km (untuk motor keluaran baru).
Namun, tak jarang di antara pelaku kriminal ini melakukan aksinya karena ingin membuat keresahan di lingkungan masyarakat. Seperti yang dilakukan kelompok anarko.
Berikut aksi kriminalitas yang terjadi belakangan ini:
Pencurian Motor
Warga perumahan di Tajurhalang, Kabupaten Bogor misalnya. Tak tanggung-tanggung, empat motor raib dalam semalam. "Ada empat motor hilang malam ini," kata Fikri, salah seorang warga di situ, Rabu (15/4).
Bukan cuma di Tajurhalang, warga Parung, Depok, Aliando juga mendapatkan kabar buruk kehilangan motor dari saudaranya. Baru saja Senin pekan ini saudaranya kehilangan motor. Tepatnya, di desa Cogrek, Parung.
"Ternyata malam minggunya di kampung seberang rumah. akhirnya gang dipasang portal," tuturnya.
Kejadian serupa juga terjadi di Jatijajar, Depok. Motor yang terparkir di halaman rumah hilang saat subuh. Sang kepala rumah tangga sempat mendengar saat sedang mengaji di ruang tamu. Tapi dikira motor tetangga.
"Tetangga sempat lihat tiga orang di depan rumah, dikira orang mau mancing, memang di belakang rumah ada tempat pemancingan," kata Dinda, korban.
Selanjutnya, kehilangan motor juga terjadi di halaman supermarket, di kawasan Cimanggis Depok. Dalam dua pekan ini, sekiranya sudah tiga motor yang hilang.
"Mereka parkirnya enggak resmi, cuma mau ambil ATM, pas balik lagi, motor udah hilang," tutur Tile, yang bekerja di sekitar lokasi kejadian.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengakui memang ada peningkatan tindakan kriminalitas pencurian motor belakangan ini.
"Memang angka pencurian motor tinggi. Kemarin kita baru ekspos pengungkapan sepeda motor yang sampai 60 kali melakukan, makanya kita terus galang giat," jelas Yusri saat dihubungi merdeka.com.
Kelompok Anarko
Aksi vandalisme kelompok Anarko sempat menghebohkan masyarakat di Kota Tangerang pada Kamis (9/4). Mereka melakukan provokasi melalui coretan di dinding pertokoan yang mengajak masyarakat melakukan kerusuhan.
Coretan itu antara lain bertuliskan 'kill the rich' dengan lambang bertuliskan 'A' di Bank Pasar Lama Kantor Bank BCA, Jalan Kisamaun Kota Tangerang. Kemudian tulisan 'mati konyol, apa mati melawan' di Jalan Kali Pasir Kota Tangerang. Selanjutnya tulisan 'kill the rich' di Bank BRI Jalan Imam Bonjol.
Pihak kepolisian langsung bergerak cepat menangkap dua pelaku vandalisme tersebut. Keduanya berinisial R dan CS. Selain itu, polisi juga menangkap pelaku berinisial MRR (21), AAM (18), RIAP (18), RJ (19) dan MRH alias Rizky.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana mengungkapkan bahwa kelompok Anarko tengah menyusun rencana aksi pembakaran dan penjarahan pada 18 April 2020 di Kalimantan dan Jawa.
"18 April 2020 mereka mengajak melakukan pembakaran dan penjarahan. Ini sudah mereka rencanakan dan sangat membahayakan, mau membuat suasana tidak kondusif. Kami syukuri, kelompok ini bisa cepat ditangkap. Jadi rencana mereka terungkap dan bisa dicegah," kata Irjen Nana dalam konferensi persnya, Sabtu (11/4).
Napi Kembali Menjambret
Seorang narapidana yang mendapatkan hak bebas bersyarat atau hak asimilasi bernama Adrian Ilyas Hanafi (20) kembali melakukan penjambretan di Jalan di perempatan Jalan Astana Anyar-Pagarsih, Kota Bandung pada Selasa (7/4).
Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya mengatakan saat kembali berulah, Adrian ditemani oleh rekannya Maulana Effendi (21) yang berboncengan menggunakan kendaraan roda dua ke luar rumah menuju Jalan Astanaanyar.
"Kemudian dia merampas ponsel yang sedang dipegang oleh korban yang sedang dibonceng temannya yang berhenti di perempatan," kata Ulung.
Setelah merampas ponsel milik korban, keduanya kemudian melarikan diri ke kawasan Jalan Pagarsih. Kemudian kepolisian menangkap keduanya pada Senin (13/4) di Jalan Ibrahim Adjie.
"Sekarang ditahan dan berstatus tersangka. Pengakuan Adrian, dia baru keluar Rutan Kebonwaru karena asimilasi atas kasus pencurian dengan kekerasan. Sedangkan rekannya Effendi melawan saat diamankan, dan anggota terpaksa menembak kakinya," kata Ulung.
Akibatnya, Adrian kembali dijerat Pasal 365 KUH Pidana tentang pencurian dan kekerasan. Sama halnya dengan rekannya, Effendi yang juga dijerat dengan pasal serupa.
OTK Serang Polisi di Poso
Dua anggota polisi diserang orang tidak dikenal pada Rabu (15/4) pagi. Keduanya sedang melakukan penjagaan di salah satu Bank BUMN di Jalan Pulau Irian Jaya, Poso.
Pelakunya berjumlah dua orang. Mereka datang dengan berboncengan sepeda motor. Sejumlah saksi melihat insiden mencekam itu.
Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah, AKBP Didik Supranoto menjelaskan pelaku tiba di Bank Syariah Mandiri Kabupaten Poso pada pukul 09.15 WIT. Kemudian langsung melepaskan tembakan ke arah polisi yang berjaga. Saat itu, keduanya masih mengenakan helm.
"Langsung menyerang petugas kepolisian," kata Didik saat dihubungi, Rabu (15/4).
Baku tembak pun tak terhindarkan. Akibat kejadian itu, salah seorang polisi terluka.
Polisi kemudian mengejar pelaku. Dua pelaku akhirnya tewas dalam upaya penangkapan tersebut. Dalam penelusuran, pelaku diketahui masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) alias buron.
Pembunuhan di Solo
Aksi pembunuhan terhadap pria dan wanita menggunakan racun tikus terjadi di rumah kontrakan, Kelurahan Banyuanyar, Solo pekan lalu. Seorang pelaku berinisial C alias G meminta korban perempuan membuat racikan minuman dari bahan buah-buahan.
Namun, tanpa sepengetahuan korban, pelaku telah memasukkan racun tikus di antara buah-buahan tersebut.
"Pertama kali yang minum korban pria," jelas Kasatreskrim Polresta Solo, AKP Purbo Adjar Waskito, Rabu (15/4).
Melihat kedua korban jatuh, pelaku kemudian keluar dari rumah kontrakan. Namun di saat yang bersamaan ada warga yang sempat melihat. Dari ciri-ciri pelaku, pihaknya bisa melacak identitas dan mengamankan pelaku.
Dari hasil pemeriksaan terungkap motif kedua korban pria-wanita dalam kondisi tanpa busana.
"Tersangka mengakui merencanakan pembunuhan dengan racun tikus. Efek racun tikus tersebut, katanya membuat tubuh korban panas. Sehingga para korban disuruh membuka pakaian agar panas berkurang," ujarnya.
Dan para korban pun, dikatakannya, menuruti permintaan pelaku. Karena mereka tidak kuat merasakan hawa panas yang ditimbulkan racun tikus yang dimasukkan dalam minuman tersebut.
"Pelaku kita jerat Pasal 340 tentang pembunuhan berencana. Ancaman hukumannya maksimal seumur hidup," pungkas dia.
(mdk/rnd)