Masyarakat diminta tak mudah terpengaruh paham radikal
Putri mendiang Gus Dur ini mengingatkan masyarakat, khususnya umat muslim, untuk memegang teguh ajaran Islam rahmatan lil alamin. Menurutnya, itu akan menjadi kunci terbaik untuk membendung dan mematahkan propaganda radikalisme dan terorisme.
Direktur Eksekutif Wahid Foundation Yenny Wahid berharap masyarakat tidak terpengaruh dengan provokasi radikalisme dan terorisme yang jelas-jelas ingin merusak kedamaian dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, apa yang terjadi akhir-akhir ini di DKI Jakarta adalah bagian dari upaya-upaya kelompok radikal yang mencoba menunggangi Pilgub DKI untuk melakukan aksinya.
"Masyarakat jangan mudah terpengaruh paham radikal terorisme. Kita harus selalu ingat bahwa kita harus terus memperkokoh persatuan, mengedepankan kepentingan bangsa. Selalu berpegang terhadap ajaran agama yang mengedepankan sikap lemah lembut dan saling mengayomi dan saling mengasihi," kata Yenny di Jakarta, Selasa (29/11).
Putri mendiang Gus Dur ini mengingatkan masyarakat, khususnya umat muslim, untuk memegang teguh ajaran Islam rahmatan lil alamin. Menurutnya, itu akan menjadi kunci terbaik untuk membendung dan mematahkan propaganda radikalisme dan terorisme.
"Kalau mau berdakwah ya berdakwahlah yang baik, mau berjihad ya jihadnya itu perangi korupsi, perangi kebodohan, perangi narkoba. Tidak perlu pergi ke Suriah, karena itu kejahatan-kejahatan yang jauh lebih riil dan lebih sadis yang harus kita atasi bersama," kata Yenny.
Yenny juga mengimbau masyarakat untuk saling menjaga kerukunan antar sesama umat beragama dan menjaga keanekaragaman budaya yang sudah dimiliki bangsa Indonesia sejak dahulu kala.
"Kita harus selalu ingat bahwa yang namanya konflik SARA itu sangat mudah dan berpotensi untuk memicu konflik di Indonesia. Jadi kita mengimbau kepada masyarakat jangan mudah terpancing isu SARA. Selalu kedepankan sikap kritis. Kalau melihat informasi difilter dulu apakah benar dengan apa yang dikatakan atau ajakan itu," katanya.
Soal rencana demonstrasi 2 Desember mendatang, Yenny menyebut kemungkinan aksi itu akan ditunggangi kelompok radikalisme dan terorisme bisa saja terjadi. Apalagi pada aksi 4 November, telah dimanfaatkan kelompok terorisme untuk membuat kekacauan, meski akhirnya bisa diatasi oleh kepolisian.
"Teroris itu selalu menunggu momen tercipta konflik untuk masuk dan menciptakan medan jihad versi mereka dimana saja. Jadi potensi penunggang oleh teroris ketika terjadi konflik horizontal di tengah-tengah masyarakat itu besar. Ini yang harus diwaspadai masyarakat," ungkap mantan staf khusus Presiden SBY ini.
Dia mengimbau agar demo 2 Desember tak menjadi ajang pemaksaan kehendak. Dia meminta agar masyarakat bisa melaksanakan dan mengekspresikan aspirasi dengan tenang dan sedapat mungkin menghindari aksi kekerasan.