Masyarakat Sulsel diminta tak cepat percaya informasi di medsos
Panglima Kodam VII/Wirabuana, Mayjen TNI Agus Surya Bakti mengajak masyarakat tidak percaya dengan berbagai informasi sumir dari media sosial (medsos). Ini seiring maraknya pernyataan bernada provokasi melalui sarana komunikasi digital itu.
Panglima Kodam VII/Wirabuana, Mayjen TNI Agus Surya Bakti mengajak masyarakat tidak percaya dengan berbagai informasi sumir dari media sosial (medsos). Ini seiring maraknya pernyataan bernada provokasi melalui sarana komunikasi digital itu.
"Saya imbau, jangan percaya dengan medsos. Kalau ada medsos yang aneh-aneh tentang Makassar, Sulsel, silakan tanya Kapolda Sulsel, tanya saya, benar enggak ini. Jangan langsung menyebarkannya lagi," tegas Agus usai memantau malam misa Natal di Makassar, Sabtu (24/12).
Dia juga minta berbagai pihak mengeluarkan pernyataan bernada provokatif segera disadarkan. Sebab, tidak menutup kemungkinan mereka bakal dijerat undang-undang ITE.
"Kita keras, tidak bisa main-main. Keras dalam artian mengedepankan aspek hukum," ungkapnya.
Ditanya mengenai penjagaan di daerah-daerah perbatasan Sulsel, Sulbar dan Sultra, Mayjen TNI Agus Surya Bakti mengatakan, tiga daerah itu saling bersinggungan terutama dengan wilayah Poso, Sulawesi Tengah yang kini masuk wilayah hukum Kodam XIII/Merdeka, pecahan Kodam VII/Wirabuana.
Pihaknya telah melakukan upaya antisipasi masuknya berbagai kelompok intoleransi di wilayah perbatasan itu dengan operasi teritorial dan operasi intelijen. Operasi intelijen ini termasuk di dalamnya gabungan TNI dan Polri.
"Kita melihat, kelompok-kelompok itu punya tempat-tempat tertentu. Itu yang kita waspadai. Tapi saat ini belum terlihat geliat apa-apa. Mari kita bersama-sama menjaga kita punya daerah, saya yakin itu karena sesuai filosofi masyarakat di sini, di daerah lain boleh kacau, di kampung kita jangan dibuat kacau," terangnya.
Baca juga:
Masyarakat Sulsel diminta tak cepat percaya informasi di medsos
Kabar hoax aksi balas dendam dua kelompok di Depok resahkan warga
Muak dengan berita palsu? Ini 4 Langkah Facebook memberantasnya
Agus ajak blogger dan netizen gunakan medsos dengan bijak
Hentikan sebar informasi hoax dan provokatif di media sosial
Menanti kegarangan Revisi UU ITE atasi provokasi di medsos
Penyebar foto 'miras' di pertemuan Ahok dan Tito ditertawakan
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
-
Bagaimana cara mengetahui bahwa berita tersebut tidak benar? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang “tak terelakkan” antara keduanya.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Kenapa BMKG memastikan bahwa berita tentang tsunami di Batam dan Tanjungpinang adalah hoaks? Berita itu tidak benar dan BMKG tidak pernah membuat berita tersebut," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam Ramlan dalam keterangannya, seperti dilansir dari Antara.Dia menyebut berita tersebut hanya isu dan membohongi masyarakat."Karena isu tersebut tidak mempunyai dasar ilmiah yang jelas," ujarnya.
-
Bagaimana BRI memastikan bahwa video tentang hilangnya uang nasabah akibat serangan bansos adalah hoax? BRI memastikan video yang tengah viral di social media terkait "Uang Hilang di BRI adalah efek dari Pemilu Untuk Serangan Bansos" adalah tidak benar dan tidak berdasar.