Mau jemput adik lewat Kampung Pulo, Eko malah dihajar Satpol PP
Eko juga mengalami pendarahan otak karena beberapa pembuluh darahnya pecah, alhasil dia harus menjalani operasi.
Penggusuran pemukiman di Kampung Pulo, Jakarta Timur berujung kerusuhan antara warga dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Banyak warga yang menjadi korban akibat kerusuhan tersebut.
Eko Prasetyo (22), menjadi salah satu korban akibat dihajar oleh Satpol PP. Sayangnya, Eko bukan warga asli Kampung Pulo, melainkan warga Gang Banten, Balimester, Jatinegara.
Sepupu korban, Yani menuturkan, sebelum kerusuhan terjadi, Eko berniat menjemput adiknya di SDN 01 Balimester. Namun, tiba-tiba, Eko langsung ditarik oleh Satpol PP dan langsung dihajar bertubi-tubi hingga mengalami luka parah.
"Jadi jam 11.00 WIB jemput adiknya sekolah SDN 01 Balimester. Dia jalan kaki lewat pasar, ketika dia lewat ada kerusuhan sampai ada kebakaran, tanpa sadar dia keseret oleh Satpol PP dan langsung dipukuli," kata Yani ketika dihubungi merdeka.com, Kamis (20/8).
Setelah dipukuli, Eko digiring ke Polres Metro Jakarta Timur bersama dengan warga Kampung Pulo lainnya. "Keluarga dapat kabar jam 13.30 siang, langsung ke sana untuk jemput korban. Cuma keluarga tidak bisa langsung nemuin karena belum bisa dibuktiin kalau Eko bukan warga Kampung Pulo. Jadi kami minta bantuan warga Gang Banten kalau korban itu bukan warga Kampung Pulo," imbuhnya.
Sayang, Eko baru bisa diboyong dari kantor polisi pukul 15.30 WIB. Karena kondisinya yang sudah babak belur, maka keluarga langsung membawa korban ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
"Polisi nyaranin ke klinik atas (klinik polres) buat pertolongan pertama. Tapi malah enggak bisa ngelayanin. Setelah itu kami ke rumah sakit terdekat, yaitu RS Hermina, tapi di sana juga enggak nerima karena security yang jaga juga kena. Dari situ korban dibawa ke RSCM, tapi bilangnya pasien banyak jadi nunggu. Akhirnya kami inisiatif ke RS St. Carolus dan bisa ditangani dengan cepat," ucap Yani.
Dari hasil rontgen, diketahui korban mengalami beberapa luka di kepala, yaitu lebam di mata kanan, luka di kening, dan luka di kepala bagian belakang. Selain itu, perut dan kaki korban juga mengalami luka akibat dipukuli.
Eko juga mengalami pendarahan otak karena beberapa pembuluh darahnya pecah. Alhasil dia harus menjalani operasi. "Malam ini harus dioperasi karena ada pembuluh darah yang pecah dan pendarahan otak," ungkap Yani.
Sementara itu, keluarga korban juga sudah melaporkan hal ini ke Wali Kota Jakarta Timur. Yani mengatakan, pihak Wali Kota akan menanggung semua biaya pengobatan sampai Eko sembuh total.
"Wali Kota Jakarta Timur sudah tahu kalau warganya kena salah sasaran, tapi untuk sekarang keluarga mengutamakan kesehatan korban. Kalau sudah selesai semua nanti dipikirin lagi langkah selanjutnya," tutup Yani.