Mayat diduga korban pembunuhan mengambang di Kali CBL Bekasi
Mayat diduga korban pembunuhan mengambang di Kali CBL Bekasi. Dari hasil identifikasi sementara, ditemukan luka gores di lehernya, serta luka lebam di wajah. Untuk memastikan luka itu, jasad pria tersebut dibawa ke RSUD Kabupaten Bekasi untuk keperluan autopsi.
Sesosok mayat pria tanpa identitas penuh luka ditemukan mengambang di Kali CBL, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Rabu (26/4) siang. Diduga, mayat itu merupakan korban pembunuhan. Kasubag Humas Polres Metro Bekasi, Kompol Kunto Bagus mengatakan, mayat pertama kali ditemukan Tia ketika melintas di pinggir kali di perkampungan warga.
"Saksi terkejut ada sesosok mayat mengambang di kali, kemudian dilaporkan ke warga setempat," kata Kunto.
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Apa yang terjadi di gudang peluru di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Dimana kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Kenapa Ngarak Panganten dilakukan di Bekasi? Tradisi Ngarak Panganten sendiri memiliki maksud yang baik bagi kedua pengantin, yakni mengenalkan pernikahan mereka sehingga tidak timbul fitnah.Ini sekaligus untuk menjunjung budaya lokal Betawi yang kental dan agamis.
-
Apa itu Ngarak Panganten di Bekasi? Ngarak Panganten sendiri merupakan salah satu prosesi dari keseluruhan rangkaian pernikahan adat di Bekasi.Biasanya warga setempat bebas menentukan akan memakai adat Sunda atau Betawi yang sama-sama kental di sana. Terpenting, prosesi Ngarak Panganten harus dimasukkan sebagai salah satu urutan rangkaian pernikahan di wilayah Bekasi.
Laporan tersebut langsung dilanjutkan ke aparat kepolisian. Tak lama kemudian, petugas identifikasi tiba di lokasi kemudian mengangkat mayat tersebut. "Petugas di lapangan tak menemukan identitas di dalam tubuh korban," kata Kunto.
Menurut Kunto, dari hasil identifikasi sementara, ditemukan luka gores di lehernya, serta luka lebam di wajah. Untuk memastikan luka itu, jasad pria tersebut dibawa ke RSUD Kabupaten Bekasi untuk keperluan autopsi.
"Korban diperkirakan berusia 40 tahun, diduga meninggal dunia sejak tiga hari lalu karena sudah mengeluarkan aroma tak sedap," kata Kunto.
(mdk/noe)