Megawati Tidak Ingin Rakyat Dibohongi Soal Pemilu: Mau Saya Buktikan? Nanti Dibilang Provokator
Megawati menginginkan agar Pemilu berjalan tanpa adanya permainan yang terstruktur, sistematis dan masif.
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengaku memiliki fakta di balik pelaksanaan Pemilu. Dia menantang akan membuktikan fakta yang sebenarnya terjadi, namun dia menyinggung jika membeberkan data yang ada bakal disebut sebagai provokator.
- Megawati Minta Penguasa Tak Halangi Hak Rakyat Pilih Pemimpin: Biarkan Mereka Memilih dengan Suka Cita
- Megawati: Keenakan Jadi Eksekutif Lupa Sama Rakyat, Padahal Dia Didukung Rakyat
- Megawati: Beri Hak Rakyat Cari Pemimpinnya yang Sejati, Bukan Dipaksakan
- Megawati Sentil Partai Politik Rebutan Jatah Menteri, Ini Ucapannya
"Pergi deh temui rakyat. Ini kenyataan mau saya buktikan? nanti dibilang saya provokator," kata Megawati di acara BPIP di Balai Samudra, Jakarta, Senin (5/8).
Dia mencontohkan pada Pilpres 2024 kemarin, Megawati mengaku bertemu warga yang menggunakan hak pilihnya.
Warga tersebut mengaku sebenarnya ingin mencoblos pasangan Capres Cawapres nomor urut tiga Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Namun ada yang menyuruhnya untuk mencoblos Capres lain.
"Kalau saya ketemu rakyat, kamu kemaren nyoblosnya siapa? Ibu kita kepengennya yang ibu pilih, Pak Ganjar, tapi kita disuruhnya yang sono," cerita Megawati.
Megawati menginginkan agar Pemilu berjalan tanpa adanya permainan yang terstruktur, sistematis dan masif (TSM).
"Biarin deh Pilkada itu jalan yang bener aja. Enggak usah TSM gitu lho. Edah enggak usah lah. Kasihlah hak itu kepada rakyat. Rakyat mbok yo jangan dibohongi melulu, kasihan," lanjutnya.
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu juga mengajak untuk tidak takut berkata jujur.
"Orang bisa kok terus terang. Apa takut mau ditangkap? Emangnya polisi itu enggak capek kalau nangkep melulu? polisi itu saya yang belah. Eh eh enak saja. Nanti saya dibilang Ibu Mega provokator," pungkasnya Megawati.