Megawati: Yang Terjadi di MK Sadarkan Kita Ada Manipulasi Hukum, Kekuasaan Abaikan Kebenaran
egawati meminta agar seluruh pihak unguk mengawal Pemilu 2024 dengan nurani dan sepenuh hati.
Dia menyebut, Mahkamah Konstitusi seharusnya sangat berwibawa.
Megawati: Yang Terjadi di MK Sadarkan Kita Ada Manipulasi Hukum, Kekuasaan Abaikan Kebenaran
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bercerita, saat dirinya membentuk Mahkamah Konstitusi (MK) dan memilih lokasi didekat istana atau ring satu.
Mulanya, dia mengatakan, ketika dirinya sebagai Presiden Republik Indonesia saat itu, diperintahkan melalui perubahan ketiga UUD 1945 yang diatur dalam Pasal 7b, Pasal 24 ayat 2; dan Pasal 24c, tentang dibentuknya Mahkamah Konstitusi.
- Ini Pernyataan Lengkap Megawati Soal Rekayasa Konstitusi dan Gelapnya Demokrasi
- Megawati Sebut Manipulasi Hukum Terjadi soal Polemik MK, Bahlil: Kita Senyum Saja
- Megawati Soal Polemik di MK: Manipulasi Hukum Kembali Terjadi, Akibat Praktik Kekuasaan
- Megawati Tangkap Sinyal Kecurangan Pemilu 2024: Jangan Takut Bersuara, Kawal Terus Demokrasi
Dia menyebut, Mahkamah Konstitusi seharusnya sangat berwibawa, memiliki tugas yang sangat berat dan penting, guna mewakili seluruh rakyat Indonesia di dalam mengawal konstitusi dan demokrasi.
"Dengan perannya yang begitu penting, saya sangat serius menggarap pembentukannya (MK)," kata Megawati, dalam pidato kebangsaan secara virtual, Minggu (12/11).
Lalu, dia pun bercerita bagaimana dirinya didampingi Menteri Sekretaris Negara mencari gedung untuk MK. Setelah pencarian itu, akhirnya Megawati memutuskan gedung MK berdekatan dengan Istana. Mega menjelaskan, alasan memilih didekat Istana agar fungsi MK dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
"Saya sebagai Presiden didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara, mencarikan sendiri gedungnya dan saya putuskan berada di dekat Istana, yaitu suatu tempat yang sangat strategis yang disebut sebagai Ring Satu, sehingga Mahkamah Konstitusi tersebut harus bermanfaat, bukan bagi perorangan, tapi bagi rakyat, bangsa, dan negara," ungkap dia.
merdeka.com
Namun, dia merasa prihatin dengan polemik MK akhir-akhir ini.
Padahal, terkait pembentukan MK, apa yang menjadi kehendak rakyat melalui reformasi, adalah suatu perlawanan terhadap watak dan kultur pemerintahan yang pada waktu itu memang sangat otoriter.
Melalui reformasi, menurut Megawati, lahirlah demokratisasi melalui pelaksaaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden secara langsung dan terbatas, serta undang-undang tentang pemerintahan yang bebas dari nepotisme, kolusi, dan korupsi.
"Apa yang terjadi di Mahkamah Konstitusi akhir-akhir ini telah menyadarkan kita semua, bahwa berbagai manipulasi hukum kembali terjadi. Itu semua akibat praktik kekuasaan yang telah mengabaikan kebenaran hakiki, politik atas dasar nurani," ungkap dia.
merdeka.com
Oleh karena itu, dalam situasi saat ini, Megawati meminta agar seluruh pihak unguk mengawal Pemilu 2024 dengan nurani dan sepenuh hati.
Dia meminta agar pemilu 2024 sebagai momentum untuk mendapatkan pemimpin terbaik yang benar-benar mewakili seluruh kehendak rakyat Indonesia, mengayomi, agar Indonesia menjadi bangsa hebat, unggul, dan berdiri di atas kaki sendiri.
"Rekayasa hukum tidak boleh terjadi lagi. Hukum harus menjadi alat yang menghadirkan kebenaran. Hukum harus menjadi alat mewujudkan keadilan. Hukum harus menjadi alat mengayomi seluruh bangsa dan negara Indonesia. Dengan keadilan inilah kemakmuran pasti akan bisa diwujudkan," imbuh Megawati.