Melihat foto bandara terapung pertama di Indonesia
Banyak fasilitas modern kelas satu. Diresmikan oleh Presiden Jokowi.
Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah terus bebenah, sekarang bandara ini sudah memiliki terminal baru yang lebih memadahi dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas kelas satu. Bukan hanya itu, untuk pertama kali dalam sejarah Indonesia, Bandara Ahmad Yani akan dibangun terminal terapung pertama di Indonesia.
Penasaran seperti apa wujud terminal terapung pertama di Indonesia nantinya? Merdeka.com akan mengulas bandara terapung pertama di Indonesia, sebagai berikut:
-
Apa temuan arkeologis yang ditemukan saat pembangunan bandara di Yunani? Sebuah bangunan besar, bundar, berusia 4.000 tahun telah membuat para arkeolog kebingungan.
-
Gimana konstruksi jembatan Panyindangan dibangun? Melansir dari laman Pemkab Sumedang, jembatan ini menggunakan teknologi “judesa” untuk memperkokoh strukturnya. Judesa memiliki desain khas berupa sistem lantai, batang yang menggantung serta kabel baja sebagai pengikatnya.
-
Kapan Menara Syahbandar dibangun? Mengutip Kemdikbud.go.id, menara yang dibangun pada pertengahan abad ke-18 itu dibangun di tepi Kali Semarang.
-
Mengapa proyek jalan tol Jogja-Bandara YIA berdampak pada Desa Argomulyo? Salah satu desa terdampak jalan tol tersebut adalah Desa Argomulyo yang berada di Kecamatan Sedayu, Bantul.
-
Bagaimana Pertamina membangun infrastruktur hijau? Langkah konkrit perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).
-
Apa yang di bangun oleh Staatsspoorwegen (SS) di Yogyakarta untuk menghubungkan jalur kereta api Batavia-Surabaya? Di wilayah Yogyakarta, mereka perlu membangun beberapa jembatan untuk jaringan jalur kereta api itu. Salah satu jembatan kereta api terbilang unik. Selain membentang di atas sebuah sungai, jembatan ini juga membentang di atas jalur kereta api milik perusahaan kereta api Belanda lainnya bernama Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang menghubungkan Semarang-Solo-Yogyakarta.
Bandara terapung pertama
Di sebut sebagai terminal terapung (floating airport) karena terminal baru Bandara Ahmad Yani dibangun di atas lahan lunak dan sebagian besar berair dengan menggunakan tiang pancang dan metode prefabricated vertical drain (PVD) untuk memadatkan lahan lunak tersebut. PVD sendiri merupakan sistem drainase buatan yang dipasang di dalam lapisan tanah lunak.
Beroperasi Juni, bangunan terminal baru di sebelah utara landasan pacu (runway) eksisting sebagian besar berdiri di atas air dan dikelilingi kolam, mulai dari gedung terminal, gedung parkir, dan wetland park area. Hal ini dimaksudkan untuk mengakomodir konteks lahan yang sebelumnya merupakan lahan rawa. Pada area bandara juga ditanami 24.000 bibit mangrove atau bakau untuk mendukung pelestarian lingkungan yang dapat menghadirkan banyak keistimewaan, baik dari aspek fisik, ekologi, maupun ekonomi.
Bandara ramah lingkungan
Desain terminal baru Bandara Ahmad Yani mengadopsi konsep eco-airport yang direncanakan, dikembangkan, dan dioperasikan dengan tujuan menciptakan sarana dan pra-sarana perhubungan yang ramah lingkungan serta berkontribusi positif pada lingkungan hidup.
Melalui penerapan konsep eco-airport diharapkan operasional bandara dapat mencegah terjadinya polusi. Komponen pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup terkait eco-airport terdiri dari kebisingan, getaran, udara, air, tanah, sampah, energi, kawasan keselamatan operasi penerbangan dan kesehatan masyarakat atau lingkungan alamiah lainnya.
Dilengkapi teknologi canggih
Bukan hanya menjadi bandara terapung pertama, terminal baru bandara Ahmad Yani juga dilengkapi dengan teknologi reverse osmosis sebagai penyedia air bersih. Dengan sistem tersebut, air hujan dan air laut yang ditampung akan diolah dalam ground water tank yang ada di bawah terminal.
"Water pounding ada di sekeliling bandara, selain untuk bahan baku osmosis, juga untuk mengatur ketinggian air. Jadi saat musim hujan tidak banjir, dan saat musim kemarau tidak kering. Karena kan kita konsepnya mengapung, ya. Jadi harus dipastikan ada airnya," kata Project Administration AP I Nina Adis.
Bandara Ahmad Yani lebih luas
Terminal baru Bandara Ahmad Yani memiliki luasan area 58.652 meter persegi, hampir sembilan kali lebih besar dibanding luasan terminal saat ini yang hanya seluas 6.708 meter persegi.
Luasan tempat parkir pesawat (apron) nantinya mencapai 72.522 meter persegi yang dapat menampung 13 pesawat narrow body atau konfigurasi 10 pesawat narrow body dan dua pesawat berbadan besar kargo.