Menag Fachrul Razi Belum Tahu Jumlah Penceramah untuk Tekan Radikalisme
Mantan Wakil Panglima TNI itu menginginkan agar para penceramah memberikan ceramah yang menyejukkan dan merangkul segala lapisan masyarakat. Ia enggan melabeli ada penceramah radikal, hanya saja, ada mengaku ada beberapa penceramah dianggap tidak bisa memilah penggunaan diksi, konteks serta lingkup ceramah.
Menteri Agama Fachrul Razi mengaku belum tahu mendetail jumlah penceramah yang akan diterjunkan untuk menekan paham radikalisme di masyarakat. Namun ia menyebutkan, Kementerian Agama memiliki jumlah penceramah cukup banyak, meski tidak menyebut persis jumlahnya.
"Waduh secara tajam saya belum tahu yah, tapi kalau kita di sini kita kami kan punya penyuluh agama yang luar biasa banyak," katanya di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (22/11).
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Kenapa Ditjen Polpum Kemendagri menggelar FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme? Direktorat Jenderal (Ditjen) Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Fasilitasi Penanganan Radikalisme dan Terorisme di Aula Cendrawasih, Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah, Rabu (23/8).
-
Apa tujuan dari FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme yang diselenggarakan Ditjen Polpum Kemendagri? Lebih lanjut, Handoko berharap, FGD Penanganan Radikalisme dan Terorisme ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman dalam upaya penanganan penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Dengan demikian, nantinya dapat terbangun stabilitas sosial politik dan keamanan dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
-
Siapa saja yang terlibat dalam FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme yang diselenggarakan Ditjen Polpum Kemendagri? FGD melibatkan sejumlah narasumber dari berbagai instansi terkait. Mereka di antaranya Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah, Binda Jawa Tengah, Satuan Tugas Wilayah Densus 88, serta Sekretaris Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
Mantan Wakil Panglima TNI itu menginginkan agar para penceramah memberikan ceramah yang menyejukkan dan merangkul segala lapisan masyarakat. Ia enggan melabeli ada penceramah radikal, hanya saja, ada mengaku ada beberapa penceramah dianggap tidak bisa memilah penggunaan diksi, konteks serta lingkup ceramah.
Guna menekan pemahaman yang memicu gesekan masif, penceramah yang dimiliki Kemenag diharapkan mampu berdialog dengan penceramah 'keras'.
"Akan kita manfaatkan ceramah-ceramah yang menyejukkan dan nanti kemudian mengimbau semua penceramah-penceramah lain yang memang kata-katanya memang enggak bisa kita bilang radikal tapi kadang-kadang kurang waspada mengangkat masalah," jelasnya.
Penceramah untuk Tangkal Radikalisme
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius menegaskan pihaknya terus meminimalisir munculnya paham-paham radikal negatif. Menurutnya, Menteri Agama Fachrul Razi berencana mengeluarkan 260 ribu penceramah untuk menanggulangi paham kekerasan.
BNPT juga sudah melakukan rapat koordinasi penanggulangan terorisme bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Mengerti Agama Fachrul Razi dan Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto beberapa waktu lalu. Suhardi menjelaskan, dalam rapat itu sudah disepakati semua pihak akan bekerja sama menanggulangi terorisme.
"Pak menteri agama mengatakan pada saat bertemu wapres itu kita punya 260 ribu penceramah dan akan kita aktifkan itu," kata Suhardi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, (21/11).
Dia menjelaskan penceramah itu akan ditempatkan dititik-titik rawan paham radikal. Suhardi berharap cara ini akan berhasil.
"Kita akan tentukan di mana saja titik-titik prioritas, mudah-mudahan ini adalah hal yang sangat baik," ungkapnya.
(mdk/fik)