Menag Nasaruddin Umar Sebut Manfaat Positif Perjalanan Dinas Hanya 0,5 Persen
Menag kini memangkas 50 persen biaya perjalanan dinas.
Menteri Agama RI Nasaruddin Umar kembali menegaskan akan membatasi setiap perjalanan dinas yang tidak efektif bagi setiap jajarannya sebagai langkah untuk melakukan efisiensi anggaran.
"Kita akan membatasi perjalanan dinas. Menkeu akan potong perjalanan dinas 50 persen," ujar Nasaruddin Umar di Jakarta, Senin (2/12).
- Menag Nasaruddin Umar Lobi Menteri Haji Arab Saudi Agar Jumlah Petugas Haji Indonesia Ditambah
- Menteri Basuki: PNS Tak Mau Pindah ke IKN Bakal Rugi, Perjalanan ke Tempat Kerja Hanya 10 Menit Tak Macet Seperti Jabodetabek
- 4 Tahun SYL Jadi Menteri, Dana Perjalanan Dinas Pegawai Kementan Dipotong Hingga 15 Persen
- Jangan Sampai Salah Hitung, Ini Biaya Perlu Diperhitungkan saat Mudik dengan Kendaraan Pribadi
Dia mengatakan efisiensi ini merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto agar anggaran dapat dialokasikan ke hal-hal yang lebih bermanfaat dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Dia menjelaskan, setiap perjalanan dinas tidak berdampak banyak terhadap negara, institusi, maupun masyarakat. Dari penelitian yang pernah dibacanya, implikasi kebermanfaatan perjalanan dinas hanya 0,5 persen.
"Kami membaca data, efek positif perjalanan dinas itu ada sebuah penelitian. Kemanfaatannya berdasarkan apa yang ditargetkan dengan apa yang dijalankan itu hasilnya 0,5 persen," kata Nasaruddin Umar.
Bakal Manfaatkan Zoom
Maka ke depan, para pejabat tingkat pusat, rektor, maupun kanwil agar memanfaatkan teknologi pertemuan digital seperti Zoom. Dia memandang penggunaan teknologi digital dampaknya lebih besar ketimbang melakukan perjalanan dinas.
Di samping itu, uang yang dikeluarkan tidak akan sebesar ketika harus berangkat dari satu wilayah ke wilayah lain. Apalagi jika dahulu, setiap perjalanan dinas atau mengikuti seminar di suatu kota atau negara, banyak yang membawa rombongan. Hal tersebut tentu akan membuat pemborosan.
"Kenapa harus membawa rombongan kalau itu bisa diselesaikan dua atau tiga orang. Para rektor yang hadir, saya hanya menjalankan perintah presiden, ini bukan inisiatif saya tapi saya hanya mendandani saja," kata dia.
Khusus bagi rektor, setiap undangan seminar internasional justru akan membuat kekosongan di Universitas yang mereka pimpin, karena para rektor sibuk memenuhi undangan di samping menjalankan roda kampus.
"Maka itu, akan kita atur seminar internasional yang mengundang rektor silakan tapi jangan menggunakan uang negara. APBN tidak akan cukup untuk membiayai perjalanan dinas," kata dia.
Nasaruddin menjelaskan jika efisiensi bisa dilakukan maka anggaran bisa dialihkan ke hal-hal yang lebih bermanfaat, utamanya demi kemaslahatan umat.
"Silakan kita saving, kumpulkan untuk kesejahteraan karyawan kecil kita dan masyarakat yang membutuhkan. Tapi kita melakukan secara proporsional dan legal agar tidak menjadi temuan," kata dia, dilansir Antara.