Mencari Inisiator Yang Merencanakan Aksi Bunuh Diri di Apartemen Jakut
Gidion mengatakan, tim dari forensik sedang menganalisis barang bukti yang ditemukan di lokasi.
Polisi masih menyelidiki penyebab tewasnya satu keluarga di Apartemen kawasan Pejagalan, Penjaringan Jakarta Utara.
- Polisi Cek DNA pada Tali yang Ikat Satu Keluarga Lompat dari Apartemen, Ternyata Ini Tujuannya
- Polisi Tunggu Hasil Labfor Forensik Pastikan Motif Satu keluarga Lompat dari Apartemen di Jakut
- Polisi Cari Motif Satu Keluarga Bunuh Diri Lewat DNA Forensik dan Psikologi Forensik
- Ahli Forensik Ungkap Kasus Kematian Satu Keluarga di Apartemen Jakut Bukan Sekadar Bunuh Diri
Mencari Inisiator Yang Merencanakan Aksi Bunuh Diri di Apartemen Jakut
Korban diduga meninggal akibat bunuh diri. Namun, hingga kini belum diketahui penyebab mereka nekat melakukan aksi bunuh diri secara bersamaan.
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan beralasan, penyidik masih menunggu proses pengumpulan data yang dilakukan oleh sejumlah ahli, dalam hal ini ahli forensik, ahli psikologi forensik dan ahli kinetis.
Karena, penyidik akan menggunakan metode scientific investigation dalam pengungkapan kasus ini
"Ada sebuah peristiwa apakah bunuh diri ataukah ada pihak lain. Nah itu yang kemudian nanti harus kita jawab menggunakan scientific investigation menunggu hasil pemeriksaan dari labfor tentang DNA," kata Gidion kepada wartawan, Senin (18/3/2024).
Gidion mengatakan, tim dari forensik sedang menganalisis barang bukti yang ditemukan di lokasi. Salah satu barang bukti itu adalah tali. Nanti, tim forensik akan mencocokan tiap DNA yang menempel di tali tersebut.
"DNA yang di mana? DNA yang ada di tali ya yang ditemukan di TKP Satu melekat pada korban dan satu masih satunya terlepas dari korban. Itu yang kita lakukan pemeriksa intinya itu," ucap dia.
Gidion mengatakan, pencocokan DNA untuk membuktikan adakah jenis DNA lain yang ada di tali itu. Karena Gidion meyakini, ada seseorang yang menjadi aktor intelektual untuk merencanakan aksi bunuh diri ini.
"Nah di mereka ini ada tali, siapa sih yang menentukan si Ibu berpasangan dengan anak laki-laki kemudian si bapak berpasangan dengan anak perempuan. Pasti kan ada aktor iya kan tapi apakah aktor ini ada orang lain atau dari empat itu orang yang mengalami yang kemudian meninggal itu ya kan," ujar dia.
Gidion mengatakan, kecil kemungkinan inisiator bunuh diri merupakan inisiator yang merencanakan aksi bunuh diri. Dia sepakat dengan keterangan ahli yang menyatakan anak-anak sebagai korban.
"Logikanya anak kan ga mungkin menginisiasi. Saya sependapat dengan ahli kalo anak tidak mungkin menginisiasi, pasti anak diinisiasi, ini yang kita, ruang ini yang kita mungkin kita kita lakukan pendalaman," ujar dia.
"Pembuktiannya dari tali tadi, siapa saja DNA yang ada di tali tersebut. Ada nggak campur tangan orang lain dalam melakukan persiapan terakhir itu," dia menambahkan.
Dalam kasus ini, Gidion mengatakan, jajaran telah melakukan tiga kali Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Adapun, yang terakhir untuk penguatan pemeriksaan DNA. "Tracing CCTV semua clear. Olah TKP sudah cukup," ucap dia.
Sopir Taksi Online
Ada sebanyak 12 orang saksi telah diperiksa untuk mengungkap kasus satu keluarga yang tewas akibat bunuh diri di di Apartemen kawasan Pejagalan, Penjaringan Jakarta Utara. Salah satu saksi adalah sopir taksi daring.
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengungkapkan, sopir taksi daring dipesan oleh korban dari salah satu tempat untuk mengantarkan ke sebuah apartemen.
Hal itu terungkap setelah penyidik melakukan perjalan napak tilas dimulai dari hotel tempat korban menginap hingga ke apartemen. Menurut dia, penyidik sama sekali tak menemukan sesuatu hal yang aneh atau mencurigakan.
"Kita telusuri trackingnya kan mulai dari hotel sebelum dia apa melakukan itu belum peristiwa itu terjadi, itu juga tidak ada tidak ada meninggalkan apapun," kata dia kepada wartawan, Senin (18/3/2024).
Pun demikian saat berkomunikasi dengan sopir taksi daring. Gidion mengatakan, gelagat maupun cara berkomunikasi para korban seperti penumpang pada umumnnya.
"Itu terakhir dia pakai taksi online bahkan komunikasi terakhir dengan taksi online sangat natural. Tidak ada kecemasan. (Korban) tinggal di apartemen selama 1 malam," ujar dia.
Terpisah, Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Saputra Siagian menambahkan, maksud gelagat yang tak mencurigakan itu.
"Itu ke sini ya kesini gituloh. Arah tujuan biasa. Patokan map. Maksudnya gak ada bahasa yang menunjukkan dia kalo mau bunuh diri gitu. Bahasanya cuman, antar saya ke sini, antar saya ke apartemen ini," ujar dia.
Hady mengatakan, korban mampir di rumah makan sebelum menuju ke apartemen. "Ya sebelum ke apartemen jtu kan dia sempat makan dulu," dia menandaskan.