Mendagri sebut radikalisme muncul akibat lemahnya pemahaman tentang Pancasila
Untuk menangkal radikalisme, sambung Tjahjo, perlu banyak diskusi atau seminar terkait paham radikalisme. Dialog-dialog dan seminar yang digelar akan membuat masyarakat dan mahasiswa paham tentang radikalisme.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengajak para generasi muda untuk menumbuhkan kecintaan pada NKRI dan bela negara. Ajakan ini disampaikan Mendagri saat menjadi keynote speaker di acara Seminar Nasional 'Bela Negara dan Kebangkitan Bangsa' dan Bedah Buku 'Negara Khilafah versus Negara Kesatuan RI' di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Selasa (31/10).
Politisi PDIP ini mengatakan jika bela negara bukan hanya urusan TNI saja tetapi merupakan kewajiban setiap warga negara. Mahasiswa pun juga mesti ikut andil dalam upaya bela negara.
Mendagri juga menuturkan bahwa lahirnya radikalisme dan terorisme yang belakangan ini ramai di Indonesia ini dikarenakan adanya pemahaman agama yang tidak benar. Kemudian hal ini masih ditambah dengan kurangnya dialog antar umat beragama. Selain itu ketidakadilan, kesenjangan sosial dan diskriminasi.
"Akar masalah lainnya adalah residu kebebasan paska reformasi. Lemahnya pemahaman Pancasila dan pengaruh gerakan radikal di Timur Tengah juga memicu adanya radikalisme dan terorisme," papar Tjahjo.
Untuk menangkal radikalisme, sambung Tjahjo, perlu banyak diskusi atau seminar terkait paham radikalisme. Dialog-dialog dan seminar yang digelar akan membuat masyarakat dan mahasiswa paham tentang radikalisme.
Aksi pencegahan radikalisme dan terorisme dapat dilakukan dengan berbagai cara. Seperti aktualisasi nilai-nilai Pancasila, bagi komunitas masyarakat berbasis keagamaan di pondok-pondok pesantren.
"Bentuk lainnya dapat dengan melakukan dialog kebangsaan dalam rangka kewaspadaan nasional terkait masuknya sindikat internasional ke Indonesia," ujarnya.