Menepis sorotan tajam media asing soal Pilgub DKI
Panasnya Pilgub DKI membuat media asing ikut memberi sorotan tajam dari pelbagai sisi. Mulai dari proses maupun kemenangan dan kekalahan tiap kandidat. Mereka bahkan tak segan menyebut ada peran garis keras untuk memenangkan salah satu calon dalam pesta demokrasi ini.
Panasnya Pilgub DKI membuat media asing ikut memberi sorotan tajam dari pelbagai sisi. Mulai dari proses maupun kemenangan dan kekalahan tiap kandidat. Mereka bahkan tak segan menyebut ada peran garis keras untuk memenangkan salah satu calon dalam pesta demokrasi ini.
Kantor berita Reuters mengeluarkan tulisan berjudul 'Kandidat Gubernur muslim Jakarta memimpin Pilkada, menurut hitung cepat'. Tulisan itu pada Rabu (19/4) lalu. Sedangkan, The Guardian pada hari itu juga menuliskan soal pilkada DKI. Mereka menyebut sebagai pertaruhan antara pluralisme dan kelompok radikal.
Di mana kelompok pluralisme dimaksud adalah kubu Basuki T Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. Sementara kelompok radikal, lebih cenderung mendukung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Pasangan Anies-Sandiaga akhirnya terpilih sebagai pemenang versi hitung cepat banyak lembaga survei.
Bagi Anies, sorotan tajam media asing tidak ditanggapi terlalu serius. Apalagi disebut didukung organisasi Islam garis keras. Anies berjanji bakal menunjukkan melalui kebijakan usai resmi dilantik menjadi gubernur DKI Jakarta. Sehingga menepis pemberitaan dari media asing.
Anies merasa para media asing dinilai tidak memahami kondisi sebenarnya terjadi di Jakarta. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini justru berjanji memperlihatkan keberpihakan pada semua golongan.
"Orang boleh nulis apa saja, apalagi yang jauh-jauh enggak tahu apa yang terjadi di Jakarta dengan detil, tapi kita akan tetap pastikan bahwa gubernur di Jakarta adil semuanya, menjalankan undang-undang, mengikuti konstitusi, dan Insya Allah menghadirkan kedamaian," tegas Anies di Jakarta, Minggu lalu.
Protes atas pemberitaan media asing terhadap Pilgub DKI juga datang dari Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dia mengkritisi media luar negeri dinilainya kurang adil dalam pemberitaan terkait Pilkada DKI Jakarta. Protes juga disampaikan Jusuf Kalla kepada Wapres Amerika Serikat Michael Pence.
"Soal pilkada tadi saya ketemu Wakil Presiden Mike Pence saya bilang juga, tidak adil ini media luar, karena yang menang yang banyak didukung oleh teman-teman organisasi Islam dan sebagainya dianggap garis keras yang menang," kata Jusuf Kalla, Kamis pekan lalu.
Jusuf Kalla bahkan menjamin Anies Baswedan merupakan salah seorang tokoh Islam moderat paling lembut di Jakarta. Maka dari itu, Jusuf Kalla menegaskan hasil Pilgub putaran II pada Rabu pekan lalu adalah suara demokrasi
"Mudah-mudahan dapat di pahami bahwa yang menang demokrasi, itu kita hormati semuanya," ujarnya.
Leonard C Sebastian, profesor dari Program Studi Indonesia di Sekolah S Rajaratnam, Universitas Teknologi Nanyang sekaligus profesor di Universitas New South Wales, Australia, menilai Pilgub DKI kali ini adalah pertarungan panas antara wajah pluralisme dan kelompok Islam radikal.
Sebastian menyebut penantang Ahok, yakni Agus pada putaran pertama dan Anies di putaran kedua didukung kelompok Islam radikal seperti Front Pembela Islam (FPI). Kelompok macam FPI, kata Sebastian, tidak rela seorang nonmuslim dan keturunan Tionghoa seperti Ahok menjadi kepala daerah atau pejabat pemerintahan. Seperti dilansir Channel News Asia, Selasa pekan lalu.
Baca juga:
Gerindra siap rangkul partai pendukung Ahok
Saat Sandiaga terbang ke Negeri Paman Sam demi penuhi janji kampanye
Karangan bunga dukungan Ahok-Djarot terus banjiri Balai Kota
Warga Penjaringan syukuran kemenangan Anies di rumah Daeng Azis
Anies belum nyaman disinggung rencana pemerintahannya di DKI
Enggan rinci program DP Rp 0, Sandi sebut 'nanti banyak yang baper'
-
Apa yang disindir Anies Baswedan tentang Gubernur DKI? Anies Sindir Ada Gubernur DKI Tak Tuntas Janji Jabat 5 Tahun: Jangan Hukum Saya Capres Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Bagaimana Anies Baswedan menanggapi kekalahan Pilpres? "Mau perjalanan yang nyaman dan enak, pilih jalan yang datar dan menurun. Tapi jalan itu tidak akan pernah mengantarkan kepada puncak manapun," ujarnya."Tapi kalau kita memilih jalan yang mendaki, walaupun suasana gelap ... kita tahu hanya jalan mendaki yang mengantarkan pada puncak-puncak baru."
-
Siapa yang dituduh oleh Jokowi telah menjegal pencalonan Anies di Pilgub Jabar? Saya kan ditudang-tuding, kan banyak banget, tidak hanya itu saja, dituding menjegal, dituding menghambat, dituding," ujar Jokowi di RS Persahabatan, Jakarta, Jumat (30/8).
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah melakukan pertemuan dengan Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Mengapa PDIP mempertimbangkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur di Pilkada Jakarta? Bahwa Anies juga jadi bagian pertimbangan, iya, Anies bagian dari pertimbangan. Oleh karenanya kami juga dengan Cak Imin dalam rangka itu semua," jelas dia.
-
Bagaimana cara pihak luar menjegal Anies Baswedan untuk maju di Pilgub Jabar? Kita menghadapi sebuah tantangan yang sangat besar, tangan-tangan yang tidak menyetujui Pak Anies diusung oleh PDIP Perjuangan, kekuatan-kekuatan yang sangat besar itu pada akhirnya membuat pak Anies tidak jadi diusung oleh PDI Perjuangan,” kata Ono di Kantor KPU Jabar, Jumat (30/8) dini hari.