Mengaji, solusi hindari kemacetan dan mendapat berkah
Di hari Selasa malam setiap minggunya, Wahid dan teman-teman bisa memilih materi apa yang akan dipelajari.
Jakarta merupakan salah satu kota yang dikenal akan kemacetannya. Bukan hanya di hari-hari biasa saja, kemacetan juga selalu terjadi di akhir pekan.
Bagi pegawai atau karyawan di Jakarta, macet menjadi hal yang bisa menambah tingkat kejenuhan setelah seharian bekerja. Oleh karena itu, berkumpul bersama teman usai bekerja sangat membantu untuk menghilangkan penat.
Namun, bagi Wahid Najmuddin, berkumpul bersama teman sambil mengaji adalah salah satu solusi menunggu kemacetan, juga bisa untuk mencari pahala.
"Awalnya sih dari keinginan teman-teman yang bingung pulang kantor, macet. Kita sadar sama-sama butuh mengaji, rasanya sering ada yang kurang saat disibukan dengan dunia semata. Jadi kita sepakat bagaimana kalau kita ngadain pengajian," jelas Wahid ketika dihubungi, Jumat (8/5).
Pengajian ini selalu dihadiri oleh teman-teman Wahid yang sama-sama bekerja di Gedung Taman A9, Kuningan, Jakarta. Namun, biasanya mereka juga mengajak orang lain yang ingin ikut pengajian.
Di hari Selasa malam setiap minggunya, Wahid dan teman-teman bisa memilih materi apa yang akan dipelajari. Tentunya materi tersebut diberikan oleh Ustaz-Ustaz yang berpengalaman dalam memberikan kajian agama Islam.
"Peserta atau jemaah bisa request tema dan sewaktu-waktu kita adakan pelatihan juga, seperti pelatihan thaharah, salat khusyuk, pelatihan salat jenazah, ruqyah mandiri, dan lain-lain. Kita juga mengundang ustaz untuk memandu materi, dan ustaz yang isi materi juga disesuaikan sama materi, jadi enggak harus sama ustaznya," imbuh Wahid.
Sesuai dengan tujuan didirikannya pengajian ini, maka pengajian tersebut dimulai pukul 19.00 WIB hingga 21.00 WIB. Sebelum memulai materi, biasanya para jemaah terlebih dahulu salat maghrib berjemaah yang kemudian dilanjutkan dengan membaca Alquran.
"Waktunya bada magrib, karena kita melihat jam-jam segitu pasti lagi macet-macetnya. Biasanya kita salat berjemaah dulu abis itu pengajian bisa kita bisa mulai jam tujuh sampai jam sembilan," terangnya.
Pria yang bekerja sebagai Legal Document Analyst ini mengaku bahwa dirinya maupun teman-temannya tidak memungut biaya. Menurutnya, pengajian ini untuk mencari kebaikan bukan untuk mencari materi.
"Biayanya sih ya seikhlasnya saja paling untuk bayar jasa ustaznya. Kita berangkat dari kesadaran teman-teman sendiri kalau pengajian ini ya untuk mendekatkan diri kepada Allah," aku Wahid.
Dengan adanya pengajian yang sudah berjalan selama dua tahun ini, diharapkan para pekerja di seluruh pelosok negeri bisa menerapkan konsep pengajian ini. Sehingga bisa menjadi solusi menghilangkan penat sekaligus sebagai salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah.
"Harapan lainnya ya kiranya kita tidak perlu malu untuk belajar mengaji. Semoga Allah Ta'ala meringankan kaki kita untuk melangkah menuju majelis ilmu," tutup Wahid.