Menhan nilai perang nuklir masih jauh
Sejumlah pihak mengkhawatirkan Korut sebenarnya justru melakukan uji coba senjata nuklir. Namun Menhan RI tak khawatir.
Korea Utara akan meluncurkan roket Unha-3 antara tanggal 12-16 April. Kemungkinan roket ini akan melintas di Asia Tenggara dan wilayah Indonesia. Walau Korut mengaku roket ini hanya membawa satelit dan bukan roket militer, hal ini tetap menimbulkan ketegangan. Sejumlah pihak mengkhawatirkan Korut sebenarnya justru melakukan uji coba senjata nuklir.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menilai ketegangan antara dua Korea memang masih terjadi. Namun ancaman perang nuklir masih jauh.
"Kalau untuk kekuatan penangkal itu bisa saja dilakukan berbagai pihak. Tapi untuk me-launching suatu perang, saya kira negara yang akan me-launching harus berfikir dua kali lipat," ujar Purnomo di Eksekutif Persada Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (10/4).
Purnomo menjelaskan ada Perundingan Enam Pihak (Six Party Talk) yang khusus membahas persoalan Nuklir dunia. Perundingan itu diikuti AS, China, Rusia, Jepang, Korea Utara dan Korea Selatan. Diharapkan perundingan itu akan menjauhkan dunia dari ancaman perang nuklir.
Sementara itu Kepala Staf TNI AU Marsekal Imam Sufaat menambahkan roket Korut yang akan melintasi Asia Tenggara itu bukan rudal berisi hulu ledak nuklir. Masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir.
"Itu bukan nuklir itu hanya roket kecil. Itu rencananya akan diujicobakan, kita tidak perlu khawatir. Terkait pemberitaan akan berimbas efeknya ke Indonesia masih diragukan," ujar Imam.
Roket Unha-3 ini diluncurkan untuk membawa satelit milik Korea Utara. Pyongyang meluncurkan roket ini untuk merayakan 100 tahun kelahiran Kim Il Sung. Walau Korut mengaku roket ini untuk keperluan sipil, tetapi sejumlah pihak menduga Korut sebenarnya sedang melakukan uji coba penembakkan rudal jarak jauh.
Sejumlah maskapai penerbangan pun sudah mengubah jadwal penerbangan akibat peluncuran roket Korut. Indonesia juga sudah mengirim nota diplomatik pada Korut.