Menipu dengan modus sama, kakek ini tak kapok 3 kali dipenjara
Modus pelaku meminjam sejumlah uang pada pedagang dengan jaminan uang jutaan rupiah dalam tas dan jaket yang dikenakan.
Meski sudah pernah tiga kali mendekam penjara, tak membuat Hariyanto (50), kakek satu cucu ini kembali berulah. Dia terancam kembali dipenjara keempat kalinya, setelah ditangkap polisi lantaran dilaporkan korbannya.
Anehnya, perantauan asal Bengkulu itu masuk penjara karena melakukan penipuan dengan modus yang sama, termasuk aksinya yang terakhir. Dia ditangkap aparat Polsek Ilir Timur I Palembang saat duduk di depan Hotel Tune, Palembang, Jumat (20/9) malam.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa kata penutup pidato penting? Sangat penting untuk pembicara memperhatikan kata-kata penutup yang dituangkan dalam setiap pidatonya.
-
Kapan Penyu naik ke darat? Penyu hanya datang ke darat untuk bertelur.
-
Apa itu Pepongoten? Pepongoten adalah salah satu kesenian yang lahir dan berkembang di lapisan masyarakat Suku Gayo, Aceh.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
Di hadapan petugas, pelaku mengaku kerap menipu korbannya. Akibat ulahnya itu, dia sudah tiga kali dipenjara sejak tahun 2000 silam. Modus yang dia gunakan dengan cara berpura-pura membeli suatu barang di toko.
Beralasan lupa membawa uang, Hariyanto meminjam sejumlah uang kepada pedagang dengan memberikan jaminan uang jutaan rupiah di dalam tas dan jaket yang dikenakannya.
Setelah uang pinjaman sudah didapat, pelaku tak pernah kembali. Korban pun baru menyadari ditipu karena uang di dalam tas milik pelaku hanyalah tumpukan kertas yang digunting menyerupai uang asli.
Penipuan ini juga dia lakukan pada aksi yang terakhir pada pertengahan Juli lalu. Saat itu, pelaku mendatangi konter handphone di salah satu mal di Palembang. Korbannya adalah Andi Iskandar (32). Pelaku berhasil membawa kabur uang Rp 500 ribu, sedangkan korban mendapati tumpukan kertas di dalam tas yang dijaminkan pelaku.
"Tiap menipu memang seperti itu. Pura-pura mau beli tapi lupa bawa uang, terus jaminkan uang dan barang, biar orang percaya. Habis itu, saya lari," ungkap Hariyanto, Sabtu (20/9).
Dari aksinya itu, sudah banyak korbannya, hingga puluhan orang. Namun, sesering dia berbuat kejahatan, hanya tiga kali masuk penjara.
"Pertama saya dipenjara selama 1,5 tahun, kedua 7 bulan, dan yang ketiga 1,5 tahun lagi. Yang keempat ini belum tahu bakal dipenjara berapa lama," ujar Hariyanto polos.
"Saya berbuat begitu pingin mengirim uang untuk cucu saya di Bengkulu, satu cucu saya," sambungnya.
Kapolsek Ilir Timur I Palembang Kompol Afria Jaya didampingi Kanit Reskrim Ipda Hamsal mengatakan, pelaku menjadi buron sejak dilaporkan korban pada Juli lalu. Polisi cukup sulit menangkap pelaku karena kerap berpindah alamat.
"Pelaku merupakan residivis. Kali ini pelaku terancam hukuma penjara selama lima tahun," pungkasnya.
(mdk/cob)