Menkes: Banyak Pasien Covid-19 Meninggal Telat Masuk RS dan Saturasi Oksigen Rendah
Dia menekankan pentingnya pasien Covid-19 rutin mengecek saturasi oksigen dengan alat oxymeter. Pasien Covid-19 yang saturasinya sudah dibawah 94 persen harus segera dilarikan ke RS atau tempat isolasi terpusat.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan banyak pasien Covid-19 yang meninggal dunia dikarenakan mereka terlambat masuk ke Rumah Sakit (RS). Selain itu, saturasi oksigen mereka sudah sangat rendah sehingga tak lagi bisa tertolong.
"Akhir-akhir ini Presiden memberikan arahan, banyak yang wafat. Saya sudah cek dengan banyak Direktur RS penyebabnya, telat masuk. Saturasi sudah sangat rendah," kata Budi dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (27/6).
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Siapa Serda Adhini? Serda Adhini telah menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapinya. Ia telah menjalani pendidikan khusus pramugari RI 1 di Garuda Indonesia Training Center selama 3 bulan Prestasinya di dunia pertahanan dan keamanan negara telah mendapat banyak pujian dari netizen.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
Untuk itu, dia menekankan pentingnya pasien Covid-19 rutin mengecek saturasi oksigen dengan alat oxymeter. Pasien Covid-19 yang saturasinya sudah dibawah 94 persen harus segera dilarikan ke RS atau tempat isolasi terpusat.
"Kalau (saturasinya) itu di atas 94 persen gausah dibawa, karena akan menuh-menuhin RS-nya. Orang yang butuh masuk jadi enggak bisa masuk, ya biarin di rumah. Yang penting ukur saturasi. Kalau di bawah 94 persen baru dibawa ke RS," kata dia.
"Jangan sampai turun sampai 80 sampai 70 sebab merasa sehat," sambung Budi.
Menurut dia, banyak pasien Covid-19 yang merasa dirinya sehat karena hanya mengalami gejala batuk kecil dan tak mau ke tempat isolasi. Bukan hanya itu, Budi mengungkapkan banyak pasien yang tak mau menjalani tes.
"Sekali lagi, ang banyak wafat adalah karena terlambat masuk ke RS," tegas dia.
Padahal, Budi menjelaskan bahwa Covid-19 adalah penyakit yang dapat disembuhka apabila mendapat penanganan dini. Dia mencotohkan dari 100 persen yang sakit di seluruh dunia, hanya 20 persen yang masuk ke RS.
Kemudian, yang meninggal dunia sekitar 1,7 persen. Angka ini lebih rendah daripada kematian akibar TBC atau HIV. Oleh sebab itu, masyarakat yang terpapar virus corona harus dirawat dengan tepat dan cepat.
"Jadi kalau sudah positif cepat dites. Setelah dites cepat ukur saturasi. Kalau saturasi di atas 94 persen stay at home (isolasi di rumah). InsyaAllah akan sembuh. Tetapi kalau di bawah itu nah itu harus segera dikirim ke RS atau isolasi terpusat," tutur Budi Gunadi.
Reporter: Lizsa Egeham
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Menkes Budi Klaim Keterisian RS untuk Pasien Covid-19 di Jakarta dan Jabar Menurun
Reaksi Keras Walkot ke RSUD AW Samarinda Tolak Pasien hingga Meninggal dalam Ambulans
Wagub DKI Klaim Keterisian Tempat Tidur Isolasi di RS Kembali Turun
Pemerintah Disarankan Alihkan Belanja Infrastruktur untuk Penanganan Covid-19
Kasus Covid-19 Tembus 17.000, Malaysia Catat Rekor Tiga Berturut-Turut
Menkes Budi: Kalau Saturasi di Atas 94 Persen Enggak Usah Dibawa ke RS