Menkes Janji Bantu Tangani Bayi Obesitas Berbobot 27 Kg di Bekasi
Budi memastikan, jika Dinkes Bekasi belum bergerak, pihaknya akan turun langsung membantu balita tersebut.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merespons viralnya kisah balita obesitas di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat bernama Muhammad Kenzi Alfaro (16 bulan) yang kini berbobot hingga 27 kilogram. Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hal tersebut tidak wajar dan akan memperhatikan bayi tersebut.
“Kalau kelebihan harus dirawat. Itu pasti ada sesuatu. Itu dirawat ke BPJS. Nanti saya bilang khusus ke Kepala Dinas Kesehatan Bekasi. Nanti saya akan telepon, saya minta tolong diperhatikan,” kata Budi saat ditemui di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (22/2).
-
Apa itu Menjes? Menjes adalah makanan berbahan dasar kedelai yang lazim ditemukan di Jawa Timur, Indonesia.
-
Di mana Menjes biasanya ditemukan? Menjes adalah makanan tradisional yang berasal dari Jawa Timur, terutama di daerah Malang, Indonesia.
-
Di mana meriam Menes ditemukan? Sebuah selongsong baja berbentuk meriam ditemukan saat penggalian jalur PDAM kawasan Labuan, Pandeglang pada 1998 silam.
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
-
Apa itu Mendu? Mendu adalah sebuah teater rakyat dari etnis Melayu yang cukup berkembang di daerah Riau, Kepulauan Riau, hingga Kalimantan Barat.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
Budi menambahkan, jika Dinkes Bekasi belum bergerak, pihaknya akan turun langsung membantu balita tersebut.
“Saya sudah baca tapi belum intervensi langsung. Tapi nanti saya langsung saja deh masuk ke Dinkes Bekasi. Saya dulu asli Bekasi, punya rumah di sana. BPJS harusnya sudah di-cover, kalau enggak nanti kita bantu,” tambah Budi.
Sebelumnya, Ibu Balita Kenzi, Pitriah (40) menjelaskan awalnya anaknya lahir dengan bobot empat kilogram. Dikarenakan terlalu besar, Kenzi dilahirkan dengan proses persalinan operasi caesar.
"Karena pas USG beratnya sudah besar, saya operasi caesar. Beratnya sudah empat kilogram pas lahir," kata Pitriah, Selasa (21/2).
Kenaikan berat badan yang tidak normal mulai disadarinya sejak Kenzi berusia enam bulan. Saat itu, dalam sepekan bobot anaknya naik 1-2 kilogram. Padahal, Pitriah mengaku saat itu tidak ada yang berbeda dari cara pemberian susu formula kepada Kenzi.
"Karena tidak ASI, pakai susu formula. Sehari bisa empat kali minum susu. Sejak enam bulan mulai naik sekilo, sekilo. Nambah terus," katanya.
Kemudian Kenzi diajarkan mengunyah bubur bayi instan dan cemilan pada usia tujuh bulan. Porsi makanan yang diberikan, dinilainya juga masih normal.
"Dia memang pertumbuhan badannya begitu, makannya normal sehari dua kali, bubur pagi sama sore," ucapnya.
Selain memberi asupan makanan berupa bubur, Pitriah juga mengaku memberi jajanan berupa cemilan warung kepada Kenzi. Berat badannya pun meningkat drastis hingga kini mencapai 27 kilogram.
"Saya kasih ciki kentang yang seribuan juga di warung, buat iseng-iseng ngemil saja kalau siang. Tapi itu juga dia tidak habis kok sebungkus," katanya.
Pitriah mengaku cemas terhadap pertumbuhan anaknya meski kini Kenzi masih dalam kondisi sehat tanpa ada keluhan sesak napas atau penyakit lain.
"Namanya badannya segini, saya sudah konsultasi ke dokter juga memang dia pertumbuhannya. Tapi Alhamdulillah anak saya juga normal, napasnya normal, tidak terlalu ngos-ngosan, dia tidurnya saja juga terlentang," katanya.
(mdk/tin)