Menko PMK Muhadjir: Pembangunan Sumber Daya Manusia Tak Bisa Dipanen Sekarang
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan pemerintah tidak mengabaikan pembangunan sumber daya manusia. Hal itu tergambar dari anggaran pendidikan yang digelontorkan setiap tahun.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan pemerintah tidak mengabaikan pembangunan sumber daya manusia. Hal itu tergambar dari anggaran pendidikan yang digelontorkan setiap tahun.
"Anggaran pendidikan kita, itu setiap tahun naik, tahun ini Rp600 triliun lebih untuk anggaran pendidikan," katanya saat memberikan pidato Haul ke-53 Bung Karno di Masjid At-Taufiq, Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Rabu (21/6).
-
Kapan Ganjar-Mahfud berangkat ke MK? Pasangan nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD menghadiri sidang putusan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK) pada hari ini, Senin, (22/4).
-
Bagaimana MKMK dibentuk? Ketiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
-
Siapa yang digugat oleh Ganjar Pranowo ke MK? Ganjar menyebut, gugatan ke MK penting untuk membuka kecurangan selama proses Pemilu.
-
Mengapa Mahfud MD dikabarkan mundur dari Menko Polhukam? Dia menilai, mundurnya Mahfud dari kabinet lantaran ingin fokus berkampanye dan mengikuti kontestasi di Pilpres 2024.
-
Kenapa KPK memeriksa Eddy Hiariej? Eddy Hiariej diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi.
-
Siapa yang dihadirkan kubu Prabowo-Gibran sebagai ahli di persidangan MK? Menanggapi permohonan tersebut, kubu Prabowo-Gibran sebagai pihak terkait dalam sidang tersebut menghadirkan mantan wakil menteri hukum dan HAM yang juga seorang Guru Besar Hukum dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Edward Omar Sharif Hiariej sebagai ahli di muka MK.
Pembangunan manusia berbeda dengan pembangunan infrastruktur. Hasilnya tidak bisa dilihat sekarang.
"Membangun infrastruktur dibanding membangun manusia itu itu beda sekali. Kalau membangun infrastruktur, Rp2 triliun jadi jalan tol, orang semua bisa lihat, tetapi kalau membangun sumber daya manusia, Rp600 triliun, itu enggak bisa dipanen sekarang," ujarnya.
Dia mencontohkan, program Kartu Indonesia Pintar hasilnya tidak bisa dipanen sekarang. Hasilnya baru bisa terlihat pada dua puluh tahun mendatang.
"Dua puluh tahun yang akan datang dia baru bisa kita ketahui hasilnya, memang membangun sumber daya manusia itu tidak bisa panen cepat, tidak bisa quick building beda dengan yang sifatnya fisik, membangun jembatan hari ini, paling tiga bulan selesai sudah bisa dilewati," ujarnya.
Maka itu, bagi Muhadjir, contoh tersebut menggambarkan sulitnya membangun sumber daya manusia. "Dan itulah sulitnya membangun sumber daya manusia, dan itulah yang dilakukan termasuk di dalamnya ya tadi itu, merealisasi salah satu dari Trisakti Bung Karno yaitu kebudayaan yang kepribadian," ujarnya.
"Jadi di dalam kepribadian yang berkebudayaan inilah sebetulnya pembangunan sumber daya manusia itu harus dilakukan," tutupnya.