Mensos santuni ahli waris korban tewas banjir Garut Rp 15 juta
Mensos santuni ahli waris korban tewas banjir Garut Rp 15 juta. Untuk korban terdampak yang masih hidup berjumlah Rp 900 ribu/jiwa, adapun korban tewas Rp 15 juta. Jumlah itu diberikan sebagai tanda duka cita pemerintah pada korban banjir bandang hebat yang menyapu kawasan Garut, Selasa (20/9) malam.
Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, kementeriannya telah menyiapkan santunan pada korban bencana alam di Garut dan Sumedang. Untuk korban terdampak yang masih hidup berjumlah Rp 900 ribu/jiwa, adapun korban tewas Rp 15 juta.
Hal itu disampaikan Mensos di sela-sela peninjauan korban banjir bandang di Kantor Dinas Sosial Garut, Rabu (22/9). Turut dalam rombongan Wagub Jabar Deddy Mizwar.
"Kami Kemenkes menunggu dari Pemkab Garut supaya mengidentifikasi data masyarakat yang terdampak untuk disiapkan, jaminan hidup per jiwa Rp 900 ribu, dan kami akan sampaikan dana santunan kematian Rp 15 juta," kata Mensos.
Jumlah itu diberikan sebagai tanda duka cita pemerintah pada korban banjir bandang hebat yang menyapu kawasan Garut, Selasa (20/9) malam. Namun pihaknya saat ini masih menunggu Pemerintah Kabupaten Garut melakukan pendataan jumlah pasti yang menjadi korban bencana alam.
"Bantuan santunan kematian per jiwa sebagai tanda duka cita kami pada ahli waris yang kehilangan anggotanya bagi yang sudah teridentifikasi," terangnya.
Dia mengaku, per hari ini jumlah korban tewas mencapai 23 orang. Adapun 380-an rumah yang tertimbun atau terbawa air. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menyiapkan hunian sementara bagi yang rumahnya terbawa air.
"Selama mereka dalam proses penyiapan hunian tetap masyarakat yang rumahnya terbawa air atau tertimbun makan tugas menyiapkan hunian sementara. Ini tugas BNPB untuk menyiapkan Huntara (Hunian sementara) biasnya nominal/kontrak rumah. Ini disiapkan pasca bencana," tandasnya.