Meski Masuk Fase Erupsi, Status Gunung Merapi Masih Siaga
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menyebut, dalam beberapa hari terakhir aktivitas Gunung Merapi menunjukkan peningkatan. Hal tersebut ditandai dengan munculnya sinar saat malam tahun baru lalu.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menyebut, dalam beberapa hari terakhir aktivitas Gunung Merapi menunjukkan peningkatan. Hal tersebut ditandai dengan munculnya sinar saat malam tahun baru lalu.
"Kondisi Merapi terkini, jadi mulai malam tahun baru itu kan ada sinar. Itu adalah awal tanda adanya aktivitas. Kemudian itu ternyata berkembang terus sampai dengan tanggal 4 malam. Itu ada api diam, yang diikuti dengan luncuran lava pijar," kata Hanik di sela Rakor Forkompimda terkait peningkatan aktivitas Merapi di Klaten, Rabu (6/1).
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Apa yang terjadi pada bentuk kubah lava Gunung Merapi? Perubahan bentuk kubah lava itu teramati berdasarkan analisis morfologi pada periode 30 Juni-6 Juli 2023 BPPTKG menyebut morfologi kubah lava di sebelah barat daya Gunung Merapi mengalami perubahan.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
Dengan luncuran lava pijar tersebut, dikatakannya, mengindikasikan jika magma sudah keluar atau disebut dengan ekstrusi.
"Jadi sudah keluar magma, itu berarti awal dari fase erupsi. Jadi sekarang Merapi sudah memasuki fase erupsi," terangnya.
Hanik menyampaikan, untuk Electronic Distance Measurements (EDM) yang diakibatkan adanya desakan magma ke permukaan, terus terjadi hingga maksimum. Jika sebelumnya hanya pelan-pelan, per minggu atau dua minggu, pernah terjadi perhari 12 cm per hari, dan terakhir pada 22 Desember lalu mencapai 21 cm perhari.
"Namun setelah magma ada di permukaan, EDM-nya juga menurun mulai tadi siang. Dan ini sudah kembali lagi ke 11 cm per hari," terangnya.
Untuk status Merapi, lanjut dia, belum ada kenaikan. Menurutnya, kenaikan status dilakukan jika ada kaitannya dengan potensi bahaya.
"Karena potensi bahayanya masih ada di jarak maksimum 5 km, seperti pada saat kita menaikkan level siaga, sehingga belum dinaikkan. Status Merapi masih siaga. Potensi bahayanya masih sama, rekomendasinya juga masih sama," terangnya.
Kendati demikian, ia meminta masyarakat khususnya di kawasan rawan bencana (KRB) III untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian menghadapi kemungkinan terjadinya erupsi Merapi.
Hanik Menambahkan, dalam semalam Gunung Merapi memang sudah meluncurkan 4 kali lava pijar dengan jangkauan terjauh 400 meter. Itu artinya, gunung yang ada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah itu sudah meluncurkan material baru.
Baca juga:
Merapi Luncurkan Lava Pijar, Warga Tetap Beraktivitas Seperti Biasa
BPPTKG Sebut Gunung Merapi Masuki Fase Erupsi
Guguran Lava Pijar Meluncur 3 km, Begini Kondisi Terkini Gunung Merapi
BPPTKG: Gunung Merapi Mengeluarkan Guguran Diduga Lava Pijar
Gunung Merapi Mengeluarkan Guguran Material Sejauh 1,5 Km