Misteri Alas Purwo yang lahirkan Wagini anak gendruwo
Saat merdeka.com berkunjung ke Alas Purwo beberapa waktu lalu, tampak suasana mistis langsung terasa.
Wagini, warga yang tinggal di sekitar Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur mendadak terkenal. Video dirinya saat tampil di salah satu stasiun televisi swasta diunggah di Youtube dan disaksikan puluhan ribu orang dalam waktu singkat.
Bagi warga Banyuwangi, Alas Purwo memang terkenal sangat angker. Penduduk sekitar meyakini, di Alas Purwo terdapat istana jin tempat seluruh Jin yang ada di Pulau Jawa ngumpul. Bahkan warga sekitar sering melihat penampakan-penampakan mahluk halus.
Setiap tahunnya, ratusan bahkan ribuan umat hindu dari Bali dan Banyuwangi berkunjung ke sebuah pura yang terletak di tengah Alas Purwo. Bahkan, saat tanggal 1 Suro atau tahun barunya masyarakat Jawa, banyak warga yang datang ke Alas Purwo untuk bersemedi, mencari wangsit atau sekadar lelaku gaib, demikian juga saat bulan purnama. Sehingga, banyak yang meyakini, Alas Purwo merupakan tempat paling angker di Pulau Jawa.
Saat merdeka.com berkunjung ke Alas Purwo beberapa waktu lalu, tampak suasana mistis langsung terasa saat memasuki pintu gerbang yang dijaga oleh polisi hutan. Untuk masuk ke alas yang masih perawan tersebut, dikenakan karcis sekitar Rp 6.000.
Namun meski terkesan angker, Alas Purwo merupakan tempat yang asyik untuk berwisata. Selain kita bisa melihat hutan yang masih perawan, di kanan kiri jalan kita juga bisa menyaksikan fauna yang menakjubkan seperti burung merak, banteng, babi hutan, dan beraneka jenis burung.
Tipe hutan di Alas Purwo merupakan hutan hujan dataran rendah. Hutan bambu mendominasi, atau sekitar 40 persen dari total luas hutan yang ada. Tercatat sedikitnya 584 jenis tumbuhan yang terdiri dari rumput, herbal, semak, liana, dan pohon berada di Alas Purwo.
Sedangkan berdasarkan tipe ekosistemnya, hutan di TN Alas Purwo dapat di kelompokkan menjadi hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau/mangrove, hutan tanaman, hutan alam, dan padang penggembalaan (Feeding Ground).
Di samping kaya akan jenis flora, Alas Purwo juga kaya akan jenis fauna daratan, baik kelas mamalia, aves dan herpetofauna (reptil dan amfibi). Ditemukan 50 jenis mamalia di Alas Purwo. Beberapa jenis mamalia yang dijumpai di kawasan sana yaitu banteng (Bos javanicus), rusa (Cervus timorensis), ajag (Cuon alpinus), babi hutan (Sus scrofa), kijang (Muntiacus muntjak), macan tutul (Panthera pardus), lutung (Tracypithecus auratus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) jelarang (Ratufa bicolor), rase (Vivericula indica), linsang (Prionodon linsang), luwak (Paradoxurus hermaprhoditus), garangan (Herpestes javanicus) dan kucing hutan (Felis bengalensis).
Jika Anda beruntung, hewan-hewan tersebut bisa Anda saksikan secara bebas berkeliaran di pinggir jalan yang terdapat di dalam kompleks Alas Purwo.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Di mana Miftah diwisuda? AHY juga memberikan ucapan selamat kepada Miftah melalui Instagramnya atas kelulusannya dari Universitas Paramadina di Jakarta pagi ini (28/9).
-
Siapa yang menemukan sinyal misterius itu? Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini. Mereka sedang melihat data selama lebih dari satu dekade dari salah satu teleskop utama NASA ketika mereka menangkap sinyal tersebut.
-
Kenapa bayi menangis? Seorang bayi masih belum bisa berbicara dan menyampaikan keinginannya. Salah satu cara komunikasi yang bisa mereka lakukan adalah menangis.
-
Bagaimana mumi diawetkan? Diyakini tembaga digunakan karena sifat antimikrobanya untuk membantu mengawetkan jasad. Dilansir IFL Science, sisa-sisa jasad itu juga secara alami "didinginkan" oleh lapisan tanah beku di bagian dunia yang terkenal dingin ini.
-
Bagaimana Bledug Anak Kesongo meletus? Salahudin mengungkapkan, di bagian lapisan tanah terdalam dari Bledug Anak Kesongo, terdapat sebuah sesar yang mendorong lapisan tanah di atasnya untuk bergerak ke atas. Pada titik tertentu, tekanan dari perut bumi keluar ke permukaan tanah sehingga terjadilah letusan atau luapan lumpur yang keluar dari puncak Bledug Anak Kesongo.