Misteri tewasnya pegawai BRI di Jakarta Pusat
Putra menambahkan selama tinggal di Jakarta, Meritha masih kerap berkomunikasi dengan teman-temannya saat sekolah di SMA 6 Yogyakarta dulu. Terutama, kata Putra, dengan teman-teman SMA yang sama-sama kerja di Jakarta.
Meritha Vridawati, perempuan berparas cantik berusia 26 tahun ini tewas mengenaskan. Jasadnya ditemukan di selokan samping Bank Papua, Jalan Boulevard, Tanah Abang, Senin (8/1) sekitar pukul 06.00 Wib.
Mendiang Meritha menderita luka patah tangan kanan, kemudian di wajah dan hidungnya mengeluarkan darah cukup banyak akibat benturan.
-
Bagaimana pelaku melakukan pembunuhan dan mutilasi? Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari hasil interogasi, korban dieksekusi di tempat indekos tersangka di Desa Triharjo, Sleman.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata diam dalam konteks ini? Kata-kata diam adalah salah satu cara yang efektif untuk menggambarkan bagaimana kita diam apa makna di balik diamnya kita.
-
Kapan tongtrong dibunyikan? Jika waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB sore, maka tongtrong akan dibunyikan sebanyak lima kali. Begitu seterusnya.
-
Kapan bintang-bintang mati? Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi". Komposisi bintang di langit terus berganti seiring dengan perkembangan waktu.
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut? Dalam cerita tersebut, ia menuliskan mengenai pengalaman perempuan berinisial RST (18) yang disiksa secara sadis oleh orang asing pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.40 WIB.
-
Kapan gua tersebut tertutup? Gua tersebut diduga telah ditutup selama 3.300 tahun sejak zaman Firaun Ramses II, penguasa Mesir Kuno dengan wilayah kekuasaan yang mencakup pesisir Mediterania dan Sungai Nil.
Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Suyatno mengatakan korban tewas usai loncat dari lantai 10 Apartemen Cosmo Park, Jalan Kebon Kacang Raya, Kebun Melati, Jakarta Pusat.
Suyatno menjelaskan, kejadian bermula ketika saksi bernama Cahyono (43) ngobrol dengan rekannya M Ali (53) di pos jaga apartemen. Namun, ketika sedang asyik berbincang terdengar suara yang sangat kencang.
"Tiba-tiba mereka mendengar teriakan dan melihat benda terjatuh serta suara benturan dari arah lantai 10 Apartemen Cosmo Park tepatnya di depan Bank Papua. Saat dicek rupanya orang bunuh diri," jelasnya.
Sementara itu, menurut keterangan suami korban, mendiang Meritha sebelumnya pamit untuk membeli bubur.
"Dari keterangan suaminya sudah kami intograsi, yang bersangkutan meninggalkan rumah dan beli bubur, tahu-tahu mau lakukan pencarian tahu-tahu ada di selokan di dekat bank," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Argo Prabowo Yuwono.
Kepada polisi, suami korban menyebut istrinya tengah dalam tekanan pekerjaan. "Keterangan suami, yang bersangkutan seperti mengalami kelebihan beban dalam bekerja. Ini untuk sementara itu motifnya. Kami masih dalami lagi," tuturnya.
Sayangnya, keterangan suami korban tidak lantas dipercaya keluarganya. Kakak ipar korban, Sintya Destiana mengatakan keluarga tidak percaya Meritha nekat bunuh diri karena masalah pekerjaan.
"Adik ipar saya bukan orang yang negatif. Insya Allah, salatnya rajin. Dia juga selalu percaya kok kalau Allah itu maha baik dan memberikan solusi dari setiap permasalahan. Dan solusinya bukan bunuh diri," ujar Sintya usai pemakaman Meritha, Selasa (9/1).
Sintya menerangkan, Meritha bukanlah orang yang tertutup. Meritha juga merupakan sosok yang ramah, ceria dan senang bercerita.
"(Keluarga) yakin berita di internet enggak benar. Isi beritanya kurang mengenakkan. Insya Allah (Meritha) bukan mati karena bunuh diri," terang Sintya.
Senada dengan Sintya, Andamawijaya Bakti Saputra, salah satu sahabat Meritha menegaskan jika temannya itu bukan tipe orang gampang menyerah.
"Tatha itu orangnya rajin beribadah dan gak gampang menyerah. Orangnya juga terbuka dan kalau sedang ada masalah selalu cerita ke teman-teman. Bukan tipikal orang yang tertutup dan kalau ada masalah dipendam. Bahkan masalah pribadi juga kerap diceritakan," urai Putra.
Putra menambahkan selama tinggal di Jakarta, Meritha masih kerap berkomunikasi dengan teman-temannya saat sekolah di SMA 6 Yogyakarta dulu. Terutama, kata Putra, dengan teman-teman SMA yang sama-sama kerja di Jakarta.
"Ya agak aneh saja kalau diberitakan bunuh diri. Kami teman-teman (SMA) Tatha gak percaya kalau meninggalnya karena bunuh diri. Kami berharap pihak kepolisian bisa mengusut kasus ini hingga tuntas," tutup Putra.
Desakan itupula yang diminta pihak keluarga kepada Kepolisian.
Polisi panggil rekan kerja Meritha
Pengusutan kasus tersebut kini menyasar kepada tiga rekan kerja Meritha.
"Rencananya kita akan memanggil sekitar tiga orang, diantaranya teman kerjanya ya. Tapi saat ini masih proses untuk dipanggil," kata Kapolsek Tanah Abang AKBP Lukman Cahyono kepada merdeka.com.
Lukman mengatakan Meritha baru berniat resign dari Bank pelat merah tersebut.
"Iya, tapi baru rencana resign. Belum mengajukan surat pengunduran diri," ujarnya.
Baca juga:
Bocah 14 bulan tewas usai diberi susu campur racun tikus oleh ayah
Motif pembunuhan arsitek di Depok, pelaku kesal tak dipinjami Rp 200.000
Polisi tak percaya Asep bunuh arsitek karena tak dipinjami Rp 100 ribu
Mabuk usai dugem, 6 pemuda di Palembang bunuh pengunjung diskotek
Janggal motif pembunuhan arsitek di tangan tukang pijat