Mobil karya mahasiswa UNS ikut lomba efisiensi listrik di Manila
Hingga kini UNS belum mampu memproduksi baterai untuk mobil listrik dan masi impor dari Jerman.
Mobil hemat energi 'Samudra' generasi ketiga dan mobil listrik 'Estungkara' generasi kedua buatan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo diluncurkan belum lama ini. Kedua mobil tersebut dipersiapkan untuk mengikuti lomba efisiensi listrik yang diselenggarakan sebuah produsen pelumas di Manila, Februari 2015.
Menurut manajer tim, Kholifatul Bariyyah, sebelum dibawa ke Filipina, kedua mobil listrik tersebut akan mengikuti lomba serupa, di Surabaya pada 16-19 Oktober. Perlombaan tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
"Ada beberapa kategori lomba efisiensi, yakni untuk mobil bermesin diesel, bensin, dan mobil listrik. Tahun lalu kami sudah ikut kategori mobil bermesin bensin. Tahun ini kami ikut di bermesin diesel dan listrik," ujarnya.
Prafitri Kurniawan, ketua tim mobil listrik menambahkan prinsip lomba hampir sama seperti lomba keiritan bahan bakar. Jika dengan bahan bakar fosil, akan dihitung tiap satu liter Solar atau Premium dapat menempuh jarak berapa kilometer. Sedangkan untuk listrik, setiap satu kWh (kilo Watt hour) akan dihitung berapa kilometer jarak yang dicapai.
"Peserta harus menghitung efisiensi pemakaian listrik dibandingkan jarak tempuh yang dapat dicapai," katanya.
Dari hasil uji coba yang pernah dilakukan, timnya berhasil menempuh jarak 150 kilometer untuk tiap kWh. Pencapaian tersebut diraih tim di peringkat 5 besar. Dia optimistis nantinya bisa mencapai 300 kilometer per kWh. Pasalnya selama ini uji coba dilakukan di jalanan sempit, berkelak-kelok, dan naik turun. Sedangkan arena lomba adalah sirkuit berbentuk oval dan lebar.
Mobil listrik disiapkan sejak April lalu tersebut, lanjut Kurniawan menggunakan baterai lithium dengan kapasitas 48 Volt dan arus 20 ampere, yang diimpor dari Jerman. Sedangkan motor penggerak diambil dari sepeda listrik yang ada di pasaran.
Sementara itu, dosen pembimbing Dominicus Danardono mengatakan hingga kini UNS belum mampu memproduksi baterai untuk mobil listrik. Penelitian baru sebatas menghasilkan baterai untuk senter. Ia berharap dalam setahun ini bisa menghasilkan baterai untuk penggerak mesin listrik.