Motif Pelajar SMA Kirim Pesan Teror Bom ke Koja Trade Mall: Prank Teman yang Dianggap Cupu
Pesan berisi teror bom bikin heboh Koja Trade Mall pada Kamis (2/11).
H rupanya meneruskan pesan yang didapat dari FA ke akun instagram Koja Trade Mall.
Motif Pelajar SMA Kirim Pesan Teror Bom ke Koja Trade Mall: Prank Teman yang Dianggap Cupu
Pesan berisi teror bom bikin heboh Koja Trade Mall pada Kamis (2/11). Si pembuat pesan ternyata seorang pelajar SMA insial FA. Kapolsek Koja, Kompol Muhammad Syahroni mengatakan, motif FA membuat pesan teror untuk ngeprank rekannya inisial H.
- Peneror Bom Koja Trade Mall Terbongkar, Sosoknya Anak-Anak Muda sampai Bawa Nama Noordin M Top
- Teror Bom di Mall di Koja Trade Mall Ternyata 'Prank' Bocah SMA, Pelaku Diamankan
- Sekarang Megah Mirip Mall, Ini Potret Beda Rumah Dewi Perssik Dulu dan Kini
- Pajak Barang Impor Bisa Ditawar Loh! Begini Cara dan Tahapannya
"Motif mereka berdasarkan pengakuan dari saudara FA dan saudara H mereka ingin ngeprank. Jadi mengeprank saudara H karena menurut mereka, saudara H ini katanya cupu atau lemah gemulai makanya diprank dengan cara seperti itu. Sekali lagi ini hanya motif ngeprank di antara mereka,"
kata Syahroni kepada wartawan, Kamis (2/11) malam.
H rupanya meneruskan pesan yang didapat dari FA ke akun instagram Koja Trade Mall. Admin berinisial S menjabat kepala keamanan Koja Trade Mall. Atas adanya pesan tersebut, S pun melaporkan ke Polsek Koja.
"Karena di medsos daripada mall tersebut mereka mempunyai followers dan saudara S ini adalah sebagai admin dari Koja Trade Mall itu," ujar dia.
Syahroni membacakan, isi dari pesan bernada ancaman itu. 'kami akan melakukan pengeboman di daerah Koja atau Koja Trade Mall itu, jika kamu peduli dengan Nurdin M Top kamu harus mengikuti acara pengeboman'.
"Lalu di situ ditanya apakah benar ini bersama saudara H anggota syiah, mereka ada komunikasi dan dialog di IG tersebut. Berdasarkan komunikasi mereka di IG atau di medsos Koja Trade Mall itu, pihak keamanan Koja Trade Mall itu tadi melaporkan kepada kami melalui Kapospol tugu dan diteruskan kepada kami dan langkah kami, langsung kami telusuri," ujar Syahroni.
"TKP Koja Trade Mall itu, setelah kita melakukan penyusuran menyeluruh dengan melibatkan sekuriti dan anggota, tidak ditemukan barang yang dicurigai atau berbahaya yang dianggap bom sesuai dengan ancaman tadi," papar dia.
Polisi juga memastikan, pembuat pesan teror ke Koja Trade Mall sama sekali tidak ada kaitannya dengan jaringan teror. Kepastian itu setelah penyidik Polsek Koja menelusuri rekam jejak pembuat maupun penyebar pesan teror ke media sosial instagram Koja Trade Mall.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan kami kepada para orang terduga mereka belum terafiliasi ataupun tidak terafiliasi dengan jaringan-jaringan teroris tertentu. Ini kita buktikan dengan wawancara dengan pihak keluarga dan pihak sekolah dan semuanya kita nyatakan steril,"
kata Syahroni.
merdeka.com
Syahroni menerangkan, pihaknya memerintahkan untuk membentuk tim dalam mengusut kasus ini. Salah satu tim diminta untuk menggali latar belakang FA, si pembuat pesan teror. Syahroni mengatakan, penyidik menghampiri kediaman orang tua dari FA.
"Dan disampaikan bahwa saudara FA masih di sekolahnya. Akhirnya kita kembangkan, kita ke sekolahnya SMA Negeri titik-titik Cilincing dan di situ bahwa benar ternyata memang saudara FA dan saudara H satu sekolah dan bahkan satu kelas," kata Syahroni.
Syahroni mengatakan, penyidik mengembangkan. Terungkaplah, nama lain RF dengan peran memberikan nomor H ke FA. Kemudian, KH, ketua kelas. Bersama SAL menjadi admin group WhatsApp Grup kelas.
"Dan peran saudara H itu mengcapture ke pihak KTM. kalau saudara FA pembuat profil Nurdin M Top,"
ujar dia.
Terkait kejadian ini, Syahroni mengatakan pihaknya memanggil orang tua, pihak sekolah dan Kepala Suku Dinas Jakarta Utara untuk menentukan pembinaan kepada para siswa tersebut.
"Apabila dikemudian hari ada hal-hal yang perlu kita dalami lagi, kebetulan kita sudah data-data masuk, melakukan memanggil saksi-saksi ataupun data penguat lainnya yang bisa menjerat mereka. Tapi sampai saat ini mereka tidak terafiliasi terhadap kelompok berbahaya ataupun kelompok teroris tertentu yang selama ini beroperasi di Jakarta ataupun Indonesia," tandas dia.