Musim paceklik, ratusan nelayan Cianjur hijrah ke Jateng
Ratusan nelayan itu membawa perahunya menggunakan truk untuk menyambung hidup di Jateng.
Ratusan nelayan asal Pantai selatan Cianjur, Jabar, terpaksa berimigrasi ke Pantai Jawa Tengah lantaran musim paceklik melanda di wilayah itu. Bahkan para nelayan membawa perahunya menggunakan truk untuk menyambung hidup di wilayah lain.
"Sudah hampir tiga bulan kami tidak melaut, karena hasil tangkapan tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hasil tangkapan hanya cukup untuk membayar sewa perahu dan penganti BBM yang kami dapat dengan cara menghutang," keluh Sarif seorang nelayan, Senin (9/5).
Minimnya penghasilan sejak beberapa bulan terakhir, membuat 700 nelayan yang biasa melaut di pantai selatan Cianjur, kini terpaksa harus memilih untuk pindah sementara ke wilayah pantai selatan, Jawa Tengah. Yang dianggap masih memiliki tangkapan cukup untuk menutupi hutang selama tidak melaut.
Sarif mengungkapkan, upaya yang dilakukan para nelayan dengan berimigrasi ke wilayah lain, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan sebagian besar untuk membayar hutang yang selama ini mereka pinjam dari tengkulak atau tetangga.
"Harapan kami dapat penghasilan lebih di wilayah lain. Kalau sudah musim ikan kami akan kembali pulang kampung," ucapnya.
Selama ini, nelayan di wilayah itu minim fasilitas dan bantuan dari pemerintah, seperti program pelatihan, koperasi dan kemudahan untuk mendapatkan BBM menjadi kendala nelayan untuk maju dan lebih sejahtera. Selama puluhan tahun mereka berharap memiliki keahlian dan koperasi untuk memudahkan nelayan ketika musim paceklik.
"Di wilayah lain yang kami tahu pemerintah daerah memberikan sejumlah program termasuk program pelatihan keahlian diluar melaut dan membuat jaring. Sehingga ketika musim paceklik tiba nelayan dapat mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," paparnya dilansir dari Antara.
Sarif dan ratusan nelayan hendak berangkat hari ini ke wilayah Jateng, berharap mimpi mereka untuk mendapatkan keahlian dan koperasi dapat diwujudkan oleh pemerintah daerah Cianjur. Sehingga ketika musim paceklik tiba, mereka dapat meminjam ke koperasi atau bekerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
"Kalau yang tidak melaut tapi punya sawah garapan, memilih bertahan. Kalau kami yang tidak memiliki keahlian lain selain melaut, memilih untuk mencari hidup di wilayah lain," tutupnya.