Mutasi tak merata bikin polisi berpangkat rendah hilang kendali
Selama ini, mutasi hanya diberikan kepada polisi lulusan Akademi Kepolisian (Akpol).
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyebut tidak meratanya tour of duty, atau rolling tugas di antara anggota polisi berpangkat rendah bisa menyebabkan terjadinya kecemburuan. Selain itu, kecemburuan tersebut bisa membuat adanya sejumlah kelompok tertinggal di dalam tubuh Korps Bhayangkara.
"Jadi sesama anggota juga ada kecemburuan, ini bisa menimbulkan stres dan juga depresi," ujar Komisioner Kompolnas Hamidah Abdurahman, Selasa (25/3).
Hamidah mencontohkan terhadap kasus penembakan yang dilakukan Brigadir Susanto kepada Kayanma Polda Metro Jaya AKBP Pamudji, Selasa (18/3) lalu.
Menurut Hamidah, Susanto sudah bertugas selama 17 tahun di Kesatuannya. Ada kemungkinan besar Susanto sudah merasa jenuh lantaran tak kunjung di-rolling ke kesatuan lain.
"Mungkin dia merasa tidak dihargai prestasinya padahal dia sudah lama bertugas di sana, sehingga pada saat insiden tersebut terjadi kadar stresnya sudah cukup tinggi," tegasnya.
Hamidah menilai, pergantian tugas atau tour of duty yang kerap terjadi di Polri hanya untuk kelompok-kelompok tertentu, seperti lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) sehingga terlihat tidak merata.
"Ya, kita liat enggak merata, hanya kelompok tertentu saja," tuturnya.
Hamidah pun mengajak khalayak untuk melihat kasus penembakan yang dilakukan Brigadir Susanto secara makro.
"Kita harus melihat kasus ini secara makro katakanlah dugaan pelaku ini mengalami depresi karena gak pernah mengalami tour of duty atau ada juga masalah pribadi di rumah atau lingkungannya. Sehingga, secara spontan hilang kendali dan melakukan penembakan tersebut," pungkasnya.