Narsisnya Budi Waseso, sebut Jokowi tak salah tunjuk Kepala BNN
Selama ini, lanjut Waseso, ia pergi berburu untuk sekedar menghilangkan kepenatan. Untuk menjalani hobinya tersebut, Waseso rela membeli mobil jeep yang diperuntukan off road. Kendaraan tersebut ia parkir di lokasi langganannya berburu yakni daerah Sukabumi.
"Saya atlet menembak. Tidak salah Presiden tunjuk jadi Kepala BNN."
Ungkapan itu dilontarkan Komjen Budi Waseso kepada awak media dalam sesi coffee morning di kediamannya, Komplek TNI AD Bulak Rantai, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Waseso berkelakar doktrin seorang atlet menembak yakni mengejar buruannya hingga dapat. Doktrin tersebut seiring prinsip tugas seorang Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) yang terus memburu pengedar hingga bandar narkoba. Tak salah ia menyebut langkah Jokowi tepat dalam menunjuk Kepala BNN.
"Itulah yang saya bilang Presiden itu hebat, kepala BNN dicari pemburu, maka berhasil. Kenapa karena pemburu itu doktrinnya harus dapat, hunting kemana aja dikejar iya kan, maka Presiden milih saya, tidak salah maka dapat terus," ujar Waseso kepada wartawan di kediaman rumahnya Komplek TNI AD Bulak Rantai, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (26/8).
Selama ini, lanjut Waseso, ia pergi berburu untuk sekedar menghilangkan kepenatan. Untuk menjalani hobinya tersebut, Waseso rela membeli mobil jeep yang diperuntukan off road. Kendaraan tersebut ia parkir di lokasi langganannya berburu yakni daerah Sukabumi.
Waseso mengenang, hobi berburunya sudah ia lakoni sejak kelas 3 SD. "Saya kelas tiga SD sudah jadi penembak, sudah pernah menjadi atlet menembak, dulu kan waktu ada perkumpulan-perkumpulan saya termasuk sampai waktu pendidikan di Akabri saya juga atlet menembak, waktu di Akabri, Akpol, Pernah merebut piala bergilir menjadi piala tetap, matra kepolisian, darat laut udara. Saya pernah menjadi juara menembak dari seluruh angkatan, nah itu harus terlatih," kenangnya.
Kini, Waseso menjabat sebagai Ketua Bidang Berburu di Pengurus Besar (PB) Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin).
"Kalau berburu babi hutan tinggal nunggu waktunya, kalau ada waktu luang saya berburu enggak mesti setiap bulan, enggak bisa juga diatur sebulan sekali," tuturnya.
Selain itu, Waseso juga sempat mengenang masa-masa sulit yang ia hadapi bersama istri tercinta dan anaknya. Untuk membuat dapur tetap ngebul, Waseso tak segan-segan nyambi jadi tukang ojek. Ia pun pernah juga menjadi sopir taksi.
"Ini kalau saya melihat, dalam tugas-tugas negara tidak usah kita lihat dia dari mana? Yang penting integritas dia komitmen dia terhadap tugas itu. Saya bilang BNN tidak harus diisi oleh polisi tentara atau aparat apapun masyarakat biasa pun juga bisa kok penting dia punya komitmen yang kuat," ujar mantan Kabareskrim ini.
"Saya mantan tukang ojek bisa jadi kepala BNN, waktu pangkat saya kapten, jadi tukang ojek dan di sini tempatnya. Istri saya saksi hidupnya dan vespa saksi bisunya, pulang kerja nyambi jadi tukang ojek, mangkalnya di pasar induk," kenangnya.
Selama menjadi pengojek, Waseso juga menjadi salah satu tenaga pengajar. Waseso juga pernah mencicipi kehidupan sebagai seorang sopir taksi. Ia melakoni semuanya agar dapur rumahnya tetap ngebul.
"Saya kan waktu itu di dirdik ngajar dosen kalau sudah selesai mata pelajaran, setelah itu baru dibayar ya kan. Kebetulan punya anak satu ya akhirnya satu satunya yang bisa saya lakukan itu jadi tukang ojek," tambahnya.
"Enggak apa-apa tukang ojek, bisa jadi kepala BNN nyatanya," tandasnya.
Baca juga:
Curhat Budi Waseso banyak yang tak peduli pemberantasan narkoba
Cerita Kepala BNN Budi Waseso ditawari uang suap yang menggiurkan
Budi Waseso: Ada yang mendoakan saya dibunuh
Saat Waseso mengenang jadi pengojek & sopir taksi agar dapur ngebul
Waseso: Saya hobi berburu, tak salah Presiden tunjuk jadi Kepala BNN
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Bagaimana menurut Budi Waseso, Pramuka seharusnya diterapkan? "Oleh sebab itu, mungkin kemarin Permen (Permendikbud) itu menurut saya harus dicabut. Karena kalau kita memulai dari itu ya kita harus scr keseluruhannya harus ada izin keppres-nya enggak. Artinya, tidak serta merta hanya melalui keputusan menteri," jelasnya.
-
Siapa yang diminta Budi Waseso untuk mencabut aturan Pramuka? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Apa permintaan utama Budi Waseso kepada Menteri Nadiem? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Bagaimana Sobikhan merawat sawo raksasa? “Seiring berjalannya waktu, kita pupuk MPK sebulan sekali dengan dosis satu sendok per satu ember. Setelah pohon tambah besar, kita tambah dosisnya lagi 2-3 sendok,” kata Sobikhan dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.