Nelayan Tambaklorok pilih budidaya kerang hijau selama kemarau
"Sekilo, kerang hijau dijual Rp 3.000. Kami sudah mulai giat ternak kerang hijau sejak dua tahun terakhir," kata Iwan.
Memasuki musim kemarau panjang, ratusan nelayan Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah, kembali menggiatkan berternak kerang hijau. Selain menekan kerugian, hal itu juga untuk menyikapi minimnya hasil tangkapan ikan selama ini.
Seorang nelayan RT 1/RW XV Kampung Tambakmulyo, Kelurahan Tambaklorok, Iwan (30), mengatakan saat musim kemarau tiba banyak nelayan di kampungnya yang merugi.
"Karena hasil tangkapannya sedikit sekali. Kita yang melaut dari pukul 05.00-14.00 WIB siang hanya dapat beberapa ikan saja. Padahal, setiap melaut kita menghabiskan solar Rp 300 ribu mengingat kebutuhan solar kita mencapai 30-40 liter," kata Iwan, kepada merdeka.com, di rumahnya Semarang Jawa Tengah, Selasa (30/9).
Lebih lanjut, Iwan menjelaskan, minimnya hasil tangkapan itu membuat 100 lebih nelayan setempat mengakali dengan beralih berternak kerang hijau yang berjarak 2 kilometer dari bibir Pantai Tambaklorok. Hal itu dilakukan nelayan sejak dua tahun terakhir.
Berternak kerang hijau, kata Iwan, memang membutuhkan kesabaran karena masa panen dilakukan setiap 4 bulan sekali. Namun keuntungan yang didapatkan bisa menutupi kerugian selama melaut. "Kalau ternak kerang, saya dapat penghasilan dua kali lipatnya dan cukup menutupi kebutuhan hidup setiap hari," imbuhnya.
Saat ini, menurut Iwan, puluhan hektare kerang hijau telah didirikan oleh nelayan di dekat laut lepas dengan kedalaman 3 meter. Hasil panennya dijual ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) terdekat.
"Sekilo, kerang hijau dijual Rp 3000. Dan kami sudah mulai giat ternak kerang hijau sejak dua tahun terakhir atau setiap kemarau panjang melanda Semarang," ujar Iwan.
Marjianto, seorang nelayan lainnya juga mengungkapkan, sekali memanen kerang hijau bisa mendapatkan 3-5 ton. "Estimasinya, penghasilan saya dari modal Rp 4 juta bisa dapat Rp 8 juta," kata Marjianto.
Dia mengaku bila dahulu ada ribuan nelayan yang melaut kini mereka memilih lebih menggiatkan berternak tambak kerang hijau.
Supervisor Stasiun Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Guntur Julistyo, menambahkan kini hanya ada 80-100 nelayan menjadi pelanggan tetap di tempatnya bekerja. "Untuk pembelian solar di sini sehari menghabiskan 2-3 ton. Tergantung ramai tidaknya aktivitas melaut mereka. Kalau ramai bisa habis 4-5 ton," terang Guntur.