Ogah mengemis, Reyang kerja mengelap kendaraan demi biaya sekolah
Sadar kehidupannya kurang beruntung, Reyang berusaha berjuang mengubahnya dengan bekerja keras bukan dengan mengemis.
Reyang Permana (11), siswa kelas VI SD di Jombang, Jawa Timur memilih bekerja mengelap kendaraan untuk membiayai sekolahnya sendiri, sekaligus membantu perekonomian keluarga.
"Saya malu kalau minta-minta. Ini saya ngelap juga tidak maksa orang untuk ngasih (memberi). Kalau dikasih saya terima, kalau tidak juga enggak apa-apa," kata Reyang di Jombang, Kamis (28/7). Demikian tulis Antara.
Putra ketiga dari pasangan suami istri Adi Suparno (40) dan Anik Nur Sholikhah (36) itu rela tidak bermain dengan teman-temannya, karena harus mencari uang untuk biaya sekolah dengan jasa pengelapan kendaraan orang.
Setiap hari sepulang mengaji, bocah asal Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto itu pergi ke salah satu apotek di belakang RSUD Jombang untuk mengelap kendaraan pengunjung, baik sepeda motor maupun mobil.
Setelah mengelap kendaraan di lokasi itu, Reyang tidak lantas meminta uang sebagai upahnya, namun bocah mungil tersebut memilih menunggu diberi oleh pemilik kendaraan.
Bahkan, dia selalu menanyakan kepada pemilik kendaraan yang memberi uang di atas Rp 2.000, karena dianggap terlalu banyak.
"Saya bukan peminta-minta. Lebih baik saya bekerja seperti ini daripada saya mengemis di jalan, sembari mencari pekerjaan lain, siapa tahu ada," katanya.
Setiap sore, Reyang berangkat ke tempat bekerja dengan menaiki sepeda kayuh dari rumahnya. "Saya tidak bisa melarang karena memang kami tidak mampu memberikan uang jajan. Jadi dia mencari uang sendiri," kata Anik.
Anik juga menceritakan bahwa keluarganya tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah, termasuk bantuan khusus pendidikan anaknya melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP) maupun Program Keluarga Harapan (PKH).
"Pernah mengajukan, tapi tidak dapat sampai sekarang," katanya.
Secara terpisah, Kepala Dinsosnakertrans Jombang, Heru Widjajanto, mengakui keberadaan keluarga Reyang yang tergolong miskin di Desa Sumbermulyo, Jogoroto, Jombang itu belum masuk sebagai penerima bantuan itu.
"Terus terang, kami belum tahu. Kita akan terjunkan tim untuk mencari data lengkapnya, apakah betul yang bersangkutan belum masuk database. Seandainya belum, kami akan melakukan pendataan dan langsung melaporkan ke Kemensos," ujarnya.