OJK dan Bank Fama Gelar Literasi Keuangan Bantu UMKM Terhindar dari Pinjol
Literasi keuangan masyarakat Indonesia ditargetkan bisa terus meningkat, khususnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal tersebut bisa berpengaruh pada strategi pengelolaan hingga akses permodalan untuk pengembangan usaha bisa maksimal, sekaligus terhindar dari rentenir atau pinjol ilegal
Literasi keuangan masyarakat Indonesia ditargetkan bisa terus meningkat, khususnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal tersebut bisa berpengaruh pada strategi pengelolaan hingga akses permodalan untuk pengembangan usaha bisa maksimal, sekaligus terhindar dari rentenir atau aplikasi pinjaman online (Pinjol) ilegal.
Hal ini menjadi salah satu pembahasan dalam edukasi keuangan yang digelar oleh Bank Fama International bersama Kantor Regional (KR) 2 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Barat, Jumat (16/12). Acara tersebut diikuti oleh ratusan anggota Komunitas Perempuan Pekerja Kepala Keluarga atau (PEKKA).
-
Siapa saja yang berpartisipasi dalam KKIN Regional Wilayah Barat 1? KKIN Regional wilayah Barat 1 diikuti oleh 140 kompetitor (peserta kompetisi) dari 14 bidang keahlian yang berasal dari BBPVP Medan, BPVP Aceh, BPVP Padang, dan BPVP Belitung, yang semuanya melibatkan BLK UPTD, BLK Komunitas, LPK binaan, serta Dunia Usaha dan Dunia Industri.
-
Apa itu SLIK OJK? SLIK OJK adalah istilah yang berhubungan dengan penilaian pengajuan kredit atau pinjaman.
-
Apa saja bidang keahlian yang dikompetisikan dalam KKIN Regional Wilayah Barat 1? Bidang keahlian yang dikompetisikan adalah instalasi listrik, elektronika, pengelasan, pendingin dan tata udara, otomotif sepeda motor, otomotif kendaraan ringan, desain grafis, mechanical engineering design CAD, IT software solution for business, tata busana, kecantikan, pelayanan restoran, pembuatan kabinet, dan barista.
-
Bagaimana OJK diminta untuk aktif fasilitasi penyelesaiannya? Komisi XI mendorong OJK memfasilitasi nasabah terkait penyelesaian pinjaman pada aplikasi pinjol yang legal. Termasuk terkait adanya bukti kekerasan yang melibatkan debt collector dari pinjol yang terdaftar dan diawasi oleh OJK, " kata Puteri saat dihubungi, Kamis (21/9).
-
Apa yang menjadi fokus OJK dalam mendukung kemajuan UMKM? UMKM adalah ujung tombak perekonomian. Di tengah dinamika perekonomian dunia yang tidak menentu, perekonomian Indonesia tumbuh sangat baik di atas 5 persen, tapi tentu harus terus menemukan sumber-sumber ekonomi baru. Salah satunya dengan UMKM dan juga di daerah. Literasi keuangan sebagai pondasi pemberdayaan UMKM,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi dalam sambutannya pada acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like IT) ke-2 di Pontianak, Selasa (29/8).
-
Apa yang diminta kepada OJK untuk aktif fasilitasi penyelesaiannya? Komisi XI mendorong OJK memfasilitasi nasabah terkait penyelesaian pinjaman pada aplikasi pinjol yang legal. Termasuk terkait adanya bukti kekerasan yang melibatkan debt collector dari pinjol yang terdaftar dan diawasi oleh OJK, " kata Puteri saat dihubungi, Kamis (21/9).
"Literasi keuangan secara umum di indonesia sudah meningkat, tapi lebih dari setengah masyarakat belum mengetahui mengenai literasi keuangan," ucap Dirut Bank Fama International, Tigor Siahaan.
Beberapa kendala yang dihadapi masyarakat, khususnya pelaku UMKM adalah biasanya tidak memiliki laporan keuangan atau manajemen yang baik. Sebab itulah mereka susah mendapatkan pinjaman untuk pengembangan usaha dari bank.
"Problem di Indonesia adalah bagaimana UMKM bisa mendapatkan pinjaman tanpa mengandalkan rentenir dan pinjol ilegal," ucap dia.
Maka dari itu, edukasi atau seminar mengenai keuangan akan menjadi salah satu fokus Bank Fama. Menurut dia, anggota dari PEKKA merupakan contoh nyata bahwa banyak masyarakat yang potensial untuk maju dalam berwirausaha untuk mencapai kesejahteraan keluarga.
Bank Fama pun terus mengembangkan layanan digital secara terintegrasi dengan berbagai pihak, salah satunya Emtek. Layanan itu lebih difokuskan pada pelaku UMKM.
"Jadi dalam edukasi dan literasi keuangan itu kami ingin menyadarkan bahwa perbankan itu bukan hanya pinjaman, tapi kegunaannya tanggung jawab dan langkah apa yang dilakukan agar usaha lancar. Kami memiliki ekosistem dari Emtek," jelas dia.
Di tempat yang sama, Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat, Indarto Budiwitono menjelaskan tingkat literasi di Jawa Barat diukur setiap tiga tahun. Pada tahun 2019 angkanya berada di 37 persen. Pada tahun 2020 berubah menjadi 56 persen. Angka itu melampaui tingkat literasi di Jawa Timur, Jawa Tengah hingga DKI Jakarta.
OJK menargetkan tingkat literasi keuangan bisa mencapai 90 persen pada tahun depan. Salah satunya melakukan sosialisasi dan edukasi bersama pelaku industri jasa keuangan seperti Bank Fama dengan sasaran yang beragam.
"Hari ini ibu-ibu dari PEKKA butuh perhatian kita semua. Nanti ditindaklanjuti dengan pemberian kredit dengan pola yang disesuaikan. kalau bisa ada tim percepatan akses keuangan daerah, kita biasanya melakukan kolaborasi dengan industri jasa keuangan dan UMKM termasuk Bank Fama," terang dia.
"ibu-ibu di PEKKA ini kan tulang punggung keluarga. Nah, berbicara tentang kaum ibu, masalah poinjol ilegal, 18 persen itu yang kena ada di wilayah di ibu ibu. Mudah-mudahan secara periodik dengan kegiatan edukasi, tidak ada lagi yang terjerat pinjol," ia melanjutkan.
Optimisme Kinerja Perbankan Tahun Depan yang Diprediksi Resesi
Disinggung mengenai prediksi kinerja industri jasa keuangan pada tahun depan yang disebut akan ada resesi global, Indarto mengaku tetap optimistis. Alasannya, sejak menghadapi pandemi Covid-19, kinerja industri jasa keuangan dalam kondisi stabil.
Indikatronya, pertumbuhan kredit sampai oktober YoY 2022 itu tumbuh 8,4 persen, dana pihak ketiga berada di 5,1 persen dan Non Performing Loan (NPL) atau pinjaman bermasalah semakin turun dari 3,9 menjadi 3,4 persen.
"Ini menunjukkan kinerja keuangan baik sekali. memang tahun depan penuh ketidakpastian, tapi saya punya keyakinan bahwa kita sudah memiliki pondasi yang kuat terkait perbankan, industri jasa keuangan stabil dan bisa berkontribusi terhadap negara," pungkasnya.
(mdk/cob)