OJK Dukung Program Pemerintah Baru, Siap Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lewat Kredit Perbankan
Secara prinsip, OJK mendukung sepenuhnya setiap upaya pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Menjelang pergantian pemerintahan pada 20 Oktober mendatang, sejumlah program yang diusung oleh tim presiden terpilih mulai mencuat.
Salah satunya, tim Prabowo Subianto optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai angka 8 persen per tahun melalui berbagai kebijakan baru, termasuk revisi besar-besaran dalam program hilirisasi dan kebijakan ekspor.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rei, menjelaskan secara prinsip, OJK mendukung sepenuhnya setiap upaya pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Menurut Dian, pertumbuhan ekonomi yang lebih baik secara langsung akan memberikan dampak positif pada kinerja sektor perbankan, terutama dalam hal ekspansi kredit.
"Secara prinsip, OJK akan mendukung upaya-upaya pemerintah untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi, yang nantinya juga akan berdampak positif pada pertumbuhan kredit perbankan," kata Dian dalam keterangan tertulisnya, Santu (12/10).
Dian menegaskan, proyeksi pertumbuhan kredit perbankan untuk tahun 2025 baru akan mulai disusun dalam bentuk Rencana Bisnis Bank (RBB) pada akhir tahun 2024.
Proyeksi ini, tambahnya, didasarkan pada realisasi kinerja sampai dengan September 2024. Namun, Dian mengingatkan berbagai faktor global akan menjadi variabel penting dalam menentukan arah RBB 2025.
"Tentu berbagai faktor termasuk tingginya ketidakpastian global saat ini akan ikut menjadi variabel yang menentukan bagi perbankan dalam menyusun RBB 2025," ujarnya.
Dian juga menyoroti bank-bank perlu terus mewaspadai kondisi ekonomi global dan domestik yang diprediksi masih penuh tantangan.
Isu yang Jadi Perhatian
Beberapa isu utama yang harus diperhatikan antara lain adalah kecepatan dan kedalaman penurunan Federal Funds Rate (FFR), hasil pemilihan presiden di Amerika Serikat, kondisi ekonomi serta arah kebijakan moneter di China, perkembangan konflik geopolitik seperti antara Rusia dan Ukraina maupun di Timur Tengah, serta kebijakan pemerintah baru Indonesia.
"Bank dalam hal ini akan memperhatikan kondisi ekonomi secara global dan domestik yang masih perlu untuk diwaspadai ke depan," jelas Dian.
Dian melanjutkan hingga Agustus 2024, pertumbuhan kredit perbankan mencapai 11,40 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 9,06 persen.
Secara year-to-date (ytd), kredit juga tumbuh 5,89 persen, meningkat dibandingkan pertumbuhan ytd pada Agustus 2023 yang tercatat sebesar 4,92 persen.
Melihat capaian ini, pihaknya optimistis bahwa pertumbuhan kredit perbankan di 2024 masih berada dalam rentang target yang telah disampaikan OJK di awal tahun, yaitu antara 9 hingga 11 persen.
"kami optimis bahwa pertumbuhan kredit perbankan di 2024 masih sesuai dengan target yang disampaikan oleh OJK pada awal tahun yaitu di kisaran 9-11 persen," pungkas Dian.