BI Target Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen Tahun 2024, Perbanas Respons Begini
Tigor mengingatkan penting juga untuk waspada. Sebab, perekonomian global masih dihadapkan dengan ketidakpastian.
Wakil Ketua Perhimpunan Bank-Bank Nasional Indonesia (Perbanas), Tigor M Siahaan mengaku optimis kredit perbankan tahun depan bisa tumbuh dikisaran 10-12 persen.
BI Target Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen Tahun 2024, Perbanas Respons Begini
BI Target Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen Tahun 2024, Perbanas Respons Begini
Bank Indonesia (BI) menargetkan penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan akan tumbuh pada kisaran 10-12 persen secara tahunan (YoY) pada 2024.
Wakil Ketua Perhimpunan Bank-Bank Nasional Indonesia (Perbanas), Tigor M Siahaan mengaku optimis kredit perbankan tahun depan bisa tumbuh dikisaran 10-12 persen.
"Ya kita secara optimis kita bisa juga 12 persen," kata Tigor saat ditemui usai menhadiri Top 100 CEO and The Next Leader Forum 2023, di Jakarta, Selasa (5/2).
Kendati begitu, Tigor mengingatkan penting juga untuk waspada. Sebab, perekonomian global masih dihadapkan dengan ketidakpastian, yang tentunya dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap kinerja perbankan di dalam negeri.
"Banyak ketidakpastian di dunia ini. Tapi kita juga harus waspada whats happening di global market dan local market, saya optimistic apakah bisa ke 10 persenan, saya rasa bisa, tapi kita juga harus lihat situasi," ujarnya.
Apalagi hingga saat ini belum terlihat tanda-tanda Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga. Menurutnya, jika The Fed sudah memperlihatkan sinyal suku bunga akan turun, maka akan berdampak positif terhadap kinerja perbankan Indonesia.
"Seperti kita ketahui Fed Fund Rate itu diharapkan akan ada sinyal-snyal mulai turun tahun depan, dan kalau sinyal-sinyal itu mulai turun tahun depan dan transmisinya mulai kelihatan termasuk ke Indonesia tentunya itu tanda yang lebih positif untuk kredit," ujarnya.
Di sisi lain, Tigor juga menyoroti pentingnya pemerintah untuk melihat dampak penyelenggaraan Pemilu tahun depan, yang dikhawatirkan dapat menganggu pertumbuhan kredit perbankan.
"Nah, di Indonesia sendiri tahun depan mengadakan Pemilu, Pilpres, Pileg, mungkin ada putaran kedua dan ada Pilkada, ini juga merupakan dinamika yang harus lihat juga," pungkasnya.