OJK Catat Pertumbuhan Kredit Melambat: Wajar Karena Rebound dari Pandemi
OJK mencatat pertumbuhan kredit dan DPK melambat dibanding tahun lalu.
OJK mencatat pertumbuhan kredit dan DPK melambat dibanding tahun lalu.
OJK Catat Pertumbuhan Kredit Melambat: Wajar Karena Rebound dari Pandemi
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menyatakan kondisi likuiditas perbankan masih memiliki ruang penyaluran kredit yang memadai.
"Kondisi LDR (Loan to Deposit) apa yang ada di perbankan di kisaran 83 menunjukkan ruang peningkatan potensi alokasi kredit pinjaman masih besar," ujar Mahendra saat ditemui, di Jakarta, Kamis (30/11).
Merdeka.com
Dia menjelaskan, pertumbuhan kredit maupun dana pihak ketiga (DPK) melambat dibandingkan tahun lalu. Hal itu disebabkan industri perbankan mengalami rebound setelah kondisi pandemi Covid-19.
Menurut Mahendra kondisi ini sangatlah wajar terutama disebabkan oleh kondisi tersebut. Oleh karena itu ia menilai yang perlu diperhatikan yakin dengan terjaganya tingkat pertumbuhan kredit dan DPK.
"Bahwa pertumbuhan kredit maupun pertumbuhan DPK yang terjadi memang wajar kalau lebih rendah sedikit dibanding tahun lalu, karena memang kan rebound dari kondisi pandemi yang besar. Sehingga sekarang tetap terjaga di tingkat pertumbuhan yang kurang lebih masih sama dari pra pandemi," jelasnya.
Tak hanya itu, Mahendra bilang potensi pertumbuhan di sektor roll pun perlu dijaga, karena kebutuhan pemberian kredit atau peningkatan investasi dan modal kerja sangat bergantung pada pertumbuhan sektor rill.
"Selama dijaga dan dipahami, pemerintah betul-betul tahu hal ini, dan dijaga tahun ini, tentu membuka peluang perbankan yang sangat baik," pungkasnya.
Sebelumnya, OJK mencatat pertumbuhan kredit perbankan pada September 2023 mencapai 8,96 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 6.837 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan, pertumbuhan kredit pada September 2023 justru mengalami sedikit penurunan dibandingkan Agustus 2023 sebesar 9,06 persen.
"Kinerja intermediasi perbankan tetap terjaga dengan pertumbuhan kredit per September sebesar 8,96 persen yoy, bulan Agustus yang lalu sebesar 9,06 persen yoy menjadi Rp 6.837 triliun," kata Dian Ediana Rae dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Oktober 2023, Senin (30/10).
Dian Ediana Rae menyebut, salah satu pendorong pertumbuhan kredit pada September 2023 adalah kredit investasi yang tumbuh 11 persen yoy. Sementara berdasarkan jenisnya, bank swasta berkontribusi dengan kenaikan outstanding kredit sebesar 12,19 persen secara tahunan.
"Ditinjau pada kepemilikan bank pada September 2023, bank umum swasta domestik menjadi kontributor pertumbhuhan kredit terbesar yaitu sebesar 12,19 persen yoy, dibandingkan bulan Juni-Juli 2023 dimana laju pertumbuhan kredit tertinggi dikontribusikan bank BUMN sebesar 8,30 persen dan 9,81 persen yoy," jelasnya.
Di sisi lain, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2023 mengalami kenaikan dibandingkan Agustus 2023, yakni tercatat sebesar 6,54 persen yoy.
"Sementara pada Agustus sebesar 6,24 persen atau menjadi sebesar Rp8.147,17 triliun, dengan kontribusi terbesar dari Giro yang tumbuh sebesar 9,84 persen yoy," katanya.