Ombak Jepara 4 meter, kapal tanker tertahan di Pulau Panjang
Kondisi perairan laut yang membahayakan itu membuat seluruh aktivitas pelayaran untuk sementara diberhentikan.
Cuaca ekstrem yang menyebabkan gelombang ombak tinggi di perairan dalam kurun waktu sepekan di Jepara, Jawa Tengah memaksa berbagai jenis sejumlah kapal Sabtu(24/1)harus berlindung atau harus tertahan di sekitar Pulau Panjang, Kepulauan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah.
Selain itu seluruh aktivitas pelayaran diwilayah Jepara untuk sementara ini dihentikan karena ketinggian ombak sudah mencapai 4 meter. Sehingga bila berlayar akan mengancam keselamatan dari para awak kapal dari hantaman gelombang ombak disekitar pulau.
Dari informasi yang dihimpun oleh Syahbandar Jepara, sejumlah kapal yang berlindung dan tertahan di Pulau Panjang, Jepara di antaranya 3 kapal kargo atau kapal barang jenis speedboat dan satu kapal tanker yang memuat bahan bakar berupa batubara.
"Empat kapal itu berlindung sejak sepekan lalu. Mereka takut melanjutkan perjalanannya karena ketinggian ombak di laut sudah mencapai empat meter. Akibatnya, membahayakan keselamatan selama berlayar mereka tertahan di Pulau Panjang sana," jelas Kepala Bagian Fasilitas Pelabuhan Laut dan Ketertiban Syahbandar Jepara kepada merdeka.com Sabtu(24/1).
Kondisi perairan laut yang membahayakan itu membuat seluruh aktivitas pelayaran untuk sementara diberhentikan. Termasuk, pelayaran kapal penumpang dari Jepara menuju ke obyek wisata Pulau Karimunjawa juga belum dapat beroperasi.
Gelombang tinggi laut juga mempengaruhi terhadap kondisi ekonomi bagi nelayan di Jepara dan sekitarnya. Pasalnya, akibat gelombang laut yang terjadi berketinggian antara 3,5 meter sampai 5 meter sudah selama sepekan terakhir terjadi sehingga para nelayan takut dan enggan melaut.
Informasi terakhir, sebanyak dua nelayan di Kabupaten Rembang tewas dan sempat menghilang akibat terseret ombak pada Selasa(22/1) lalu saat mencari ikan di Pulau gde Rembang.
Keduanya ditemukan oleh rekan nelayannya yang lain di tempat yang berbeda setelah selama dua hari hanyut di laut. Kedua nelayan itu adalah Subandi warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Rembang dan Karim warga Dusun Grajen, Desa Sumberjo, Kecamatan Rembang.
Jenazah Subandi berhasil ditemukan secara tidak sengaja oleh Supardi, nelayan asal Desa Sidowayah saat dirinya menebar jaring di Pantai Desa Tireman pada Rabu(22/1) lalu sore sekitar pukul 15.00 WIB.
Kemudian jenazah Karim ditemukan oleh warga Desa Tritunggal, Kecamatan Rembang pada Kamis(23/1) sekitar pukul 06.30 WIB di Pantai Nggodo.