Orang utan yang luka di kepala masih di karantina yayasan BOS
Tim medis menilainya belum benar-benar pulih untuk dilakukan X-Ray.
Tim medis yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) Samboja Lestari, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, urung melakukan pemeriksaan medis mendalam bayi orang utan jantan berusia 2 tahun, dengan luka bacok di kepala. Hingga kini, tim medis masih terus melakukan pemulihan kondisi fisiknya.
"Masih di karantina, masih stres. Kami masih terus memberikan antibiotik dan antiradang," kata juru bicara yayasan BOS Samboja Lestari, Suwardi, kepada merdeka.com, Jumat (19/2).
Suwardi menerangkan pola pemberian antibiotik dan antiradang dijadikan ke dalam bentuk makanan. Sehingga bisa disantap langsung bayi orangutan, yang diberinama Chiko itu.
"Bentuknya seperti kue bolu, didampingi petugas medis yang intens memantau perkembangan Chiko," ujar Suwardi.
Dari penampakan luar, kulit kepala Chiko itu tampak mengelupas dan menyisakan luka yang mengering. Namun demikian, menurut Suwardi, melalui pemeriksaan medis, akan diketahui kedalaman luka yang dialaminya.
"Kita stabilkan dulu kesehatannya, baru kemudian dilakukan X-Ray, seberapa dalam lukanya, seberapa besar risikonya," sebut Suwardi.
Sejak awal masuk karantina, bayi Chiko itu sempat menyerang petugas medis yang bermaksud mendekatinya. Perilaku itu sebagai trauma mendalam imbas dari yang dialaminya selama ini.
"Awal karantina, dia menyerang orang-orang baru yang mendekatinya. Seperti sedang menjaga jarak, dengan yang baru dia kenal. Itu perilaku orang utan yang stres," ungkap Suwardi.
"Semakin hari sekarang dia sudah bisa mulai makan dengan lancar. Hanya memang tim medis menilainya belum benar-benar pulih untuk dilakukan X-Ray," pungkasnya.
Diketahui, warga Sangatta, kabupaten Kutai Timur, 15 Februari 2016 lalu melaporkan telah mengamankan orang utan dalam kondisi terikat. Usai menerima laporan itu, petugas pengamanan Taman Nasional Kutai (TNK) bergegas mendatangi rumah warga, dan membawa orang utan itu ke kantor Balai TNK di kota Bontang.
Koordinasi Balai TNK ke yayasan BOS Samboja Lestari, ditindaklanjuti dengan penjemputan. Orang utan nahas dengan luka menyerupai luka bacok di kepala itu akhirnya dititipkan di BOS Samboja Lestari untuk menjalani rehabilitasi. Petugas TNK masih menyelidiki, asal usul orang utan itu bisa diamankan oleh warga Sangatta.
Baca juga:
Orang utan dengan luka di kepala dirawat di yayasan Kukar
-
Bagaimana orangutan menunjukkan kecerdasannya? Para peneliti mengamati bagaimana orangutan dengan cekatan menggunakan alat improvisasi dari lingkungan sekitarnya dan membangun struktur serupa untuk mendapatkan perlindungan dari hujan. Tingkat adaptasi dan pemahaman 'mengapa' ini menjadi sorotan unik dari kecerdasan orangutan.
-
Kenapa orangutan induk itu diduga sakit? "Jadi, induk Orangutan yang kita amankan dan selamatkan ini, kecurigaannya punya penyakit," Ari menambahkan.
-
Bagaimana cara tim di lapangan mengevakuasi induk Orangutan? "Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan," kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
-
Kapan garis keturunan Gigantopithecus terpisah dari orangutan? Garis keturunan kera besar diketahui berpisah dari sepupunya itu sekitar 12 juta-10 juta tahun lalu, kata peneliti.
-
Kapan video orangutan kurus itu viral? Viral video 28 detik memperlihatkan dua Orangutan induk dan anaknya dalam keadaan kurus beredar sejak Rabu 20 September 2023 di grup WhatsApp maupun media sosial.
-
Siapa yang mengancam kelangsungan hidup orang utan? Orang utan sering menjadi sasaran perburuan untuk diperdagangkan secara ilegal, baik sebagai hewan peliharaan maupun untuk bagian tubuh mereka yang dianggap memiliki nilai ekonomi atau medis.