Ormas-ormas Islam Sulsel nyatakan Wahdah Islamiyah bukan teroris
Ketua Umum Wahdah Islamiyah mengatakan, TV nasional yang menuding organisasinya itu sama sekali tanpa dasar.
Nama Wahdah Islamiyah (WI) organisasi Islam yang berpusat di Sulsel beberapa hari ini jadi bahan pembicaraan. Namanya ramai disebut-sebut di media sosial pasca tayangan salah satu TV nasional yang menampilkan slide dengan tulisan berjudul jaringan teroris lalu di bawahnya tertera tulisan Wahda Islamiyah dan nama Muhammad Zaitun Rasmin, ketua umum Wahdah Islamiyah.
Tidak terima dituding sebagai organisasi jaringan teroris itu, Wahdah Islamiyah pun angkat bicara. Ormas-ormas Islam di Sulsel ikut memberi reaksi dan beri dukungan.
"Ketika melihat tayangan ulang di TV itu, saya jadi sedih. Ini namanya fitnah. Saudara kita difitnah. Dalam Islam, perbedaan dibenarkan karena perbedaan itu rahmat. Tetapi yang tidak dibenarkan itu adalah perpecahan," kata Prof Dr Ahmad Sewang, ketua harian Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) Sulsel dalam acara silaturahmi tokoh ormas-ormas Islam Sulsel malam ini, Sabtu, (9/1) di Jalan Racing Centre khususnya menyikapi tudingan terhadap Wahdah Islamiyah sebagai organisasi jaringan teroris.
Antara lain yang hadir dalam malam silaturrahmi ini adalah tokoh-tokoh dari Muhammadiyah, NU, FPI, Forum Umat Islam (FUI) Sulsel, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Sulsel, Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) Sulsel dan Wahdah Islamiyah sendiri yang dihadiri ketuanya ustads Muhammad Zaitun Rasmin. Juga hadir dari Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulsel, Prof Dr Arfin Hamid dan AM Iqbal Parewangi, anggota DPD RI dari Sulsel.
Pernyataan pembelaan juga datang dari ketua FKPT Sulsel, Prof Dr Arfin Hamid. Kata dia, tidak ada organisasi Islam di Sulsel yang masuk jaringan terorisme.
"Sudah tiga tahun kita FKPT melakukan kegiatan-kegiatan pencegahan terorisme. Aktif melakukan diskusi bersama ormas-ormas Islam yang ada tentang pencegahan terorisme. Yang kami rasakan di Sulsel, tidak ada itu jaringan terorisme," tandas Prof Dr Arfin Hamid.
Kalaupun ada di antara ormas-ormas itu yang keras-keras, menurutnya itu hanyalah gaya. Sebagaimana ada organisasi-organisasi lain yang memilih bergaya lemah lembut.
Diungkap, dirinya belum pernah melihat tayangan ulang di salah satu TV nasional itu yang membuat organisasi Wahdah Islamiyah terpojok karena dituding sebagai organisasi jaringan teroris. Tetapi diketahui jika dalam acara TV itu, menghadirkan Brigjen Polisi Hamidin, direktur pencegahan Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT) sebagai nara sumber. Dan hingga saat ini, kata Arfin, dirinya sebagai ketua FKPT Sulsel belum ada komunikasi dengan BNPT terkait tudingan itu.
Sementara itu, ustaz Muhammad Zaitun Rasmin ketua Umum Wahdah Islamiyah mengatakan, TV nasional yang menuding organisasinya itu sama sekali tanpa dasar. Pihaknya sudah berusaha mencari tahu dari mana asal data tayangan TV itu hingga ke BNPT dan BNPT nyatakan data itu bukan dari pihaknya.
"TV nasional Metro TV ini harus bertanggung jawab atas tudingan yang merusak nama baik kami dan organisasi kami," tegas ustaz Zaitun Rasmin seraya mengatakan, sejak penayangan tanggal 3 Januari itu, pihak Metro TV sama sekali belum ada itikad baiknya untuk melakukan pengecekan atau mengklarifikasi dengan menghubunginya terkait tudingan tersebut. Padahal keluhan, protes dari pihak Wahdah Islamiyah sudah ramai dibicarakan termasuk di media sosial.