Otto sindir saksi JPU: Runtuh semua teorinya, itu ngorok mimpi
Otto sindir saksi JPU: Runtuh semua teorinya, itu ngorok mimpi. Ketua tim penasihat hukum terdakwa Jessica, Otto Hasibuan mengatakan kesaksian ahli psikologi yang dihadirkannya meruntuhkan kesaksian ahli kriminolog Rony Nitibaskara. Rony merupakan ahli yang diajukan Jaksa Penuntut Umum.
Ketua tim penasihat hukum terdakwa Jessica, Otto Hasibuan mengatakan kesaksian ahli psikologi yang dihadirkannya meruntuhkan kesaksian ahli kriminolog Rony Nitibaskara. Rony merupakan ahli yang diajukan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
"Mungkin agak sedikit tinggi tadi yah. Jadi kriminologi ini termasuk dipakai oleh lombroso yang banyak muncul. Jadi ya bayangin aja abadnya aja 1875 tadi itu seni melihat wajah," kata Otto di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (19/9).
"Nah kenapa mungkin tadi enggak terlihat kita bicara kan dari teori-teori. Karena Pak Rony dalam BAP membuat judgemen terhadap Jessica dengan menggunakan teori fisiognomi dan gestur. Dia mengatakan fisiognomi itu tidak dapat dipakai lagi itu zaman baheula karena ilmu perenungan," terang Otto.
Otto melanjutkan bila ilmu kriminologi ini digabungkan dengan gestur hal itu bukanlah hal yang sesuai. Pasalnya kedua ilmu ini merupakan dua hal yang berbeda. Gesture merupakan bagian dari ilmu psikologi. Sedangkan kriminologi masuk ke ranah ilmu akrologi fisik.
"Jadi dalam BAP itu ada pernyataan Rony yang mengatakan 'bahwa berdasarkan teori ilmu fisiognomi dan gesture saya menyimpulkan Jessica melakukan pembunuhan berencana'. Nah itu yang dikatakan Rony," ungkap Otto.
Padahal, Otto meneruskan kriminoligi tidak sampai membahas itu. Kriminologi hanya melihat gejala-gejala sosial dan tidak sampai pada kesimpulan menjudge orang atau personal. Dengan demikian, kehadiran ahli Eva meruntuhkan pernyataan dan kesaksian Rony pada sidang sebelumnya.
"Runtuh semua teorinya dia apalagi dia menggunakan fisiognomi yang melihat wajah makanya dia menggunakan teori yang menggunakan satu lengan saja kursinya jadikan diawang-awang. Jadi itu cuma perenungan. Namanya perenungan bagaimana metodologinya, itu kan ngorok mimpi kira-kira begitu teorinya," tutup Otto.