Pakaian Serba Hitam Sering Dipakai saat Melayat di Indonesia, Ternyata Ini Awal Mula dan Sejarahnya
Warna hitam seringkali dikaitkan dengan momen berkabung.
Warna hitam seringkali dikaitkan dengan momen berkabung.
Pakaian Serba Hitam Sering Dipakai saat Melayat di Indonesia, Ternyata Ini Awal Mula dan Sejarahnya
Warna hitam seringkali dikaitkan dengan momen berkabung. Meskipun tidak semua negara memaknai warna hitam melambangkan suasana duka cita atau kematian.
Di Indonesia, pakaian serba hitam umum ditemui ketika sedang melayat ke rumah duka. Pakaian hitam selalu dipakai untuk menggambarkan hormat dan turut kehilangan saat seseorang meninggal.Dari segi sifat dan karakternya sendiri, warna hitam adalah warna yang memiliki tampilan paling gelap daripada warna-warna lain.
Sebenarnya bagaimana awal mula tradisi pakaian serba hitam dipakai saat bertandang ke rumah duka. Ternyata, tradisi penggunaan pakaian hitam ini memiliki akar sejak zaman Kekaisaran Romawi pada abad ke-2 SM.
Dimulai dari Romawi
Ketika itu, hakim Romawi mulai mengenakan toga gelap yang dikenal sebagai toga pulla dalam upacara pemakaman. Di bawah Kekaisaran, keluarga almarhum mengenakan warna gelap untuk waktu yang lama. Kemudian setelah perjamuan untuk menandai akhir berkabung, toga hitam ditukar dengan toga putih. Dalam puisi Romawi, kematian disebut hora nigra, jam hitam.
Tradisi ini pun terus berlanjut di Inggris pada abad pertengahan. Wanita diharapkan mengenakan topi dan kerudung hitam saat suami mereka meninggal. Selain itu, dalam bahasa Latin, warna hitam diasosiasikan dengan kekejaman, kebrutalan, dan kejahatan.
Sejarah warna hitam sebagai simbol kematian juga memiliki akar di Jerman. Dewi malam Nótt dikisahkan melintasi langit dengan kereta yang ditarik oleh kuda hitam.
Selain itu, karena takut pada Hel, yakni dewi kerajaan kematian dengan kulit hitam di satu sisi dan merah di sisi lain, ia akhirnya turut memperkuat kaitan hitam dengan kematian.
Kemudian, ada Saint Bernard dari Clairvaux, pendiri Cistercians, menyatakan bahwa hitam adalah warna iblis, neraka, "kematian dan dosa", sementara putih melambangkan "kemurnian, kepolosan, dan kebajikan."
Warna Duka di Berbagai Negara
Penggunaan baju berwarna hitam dengan kematian juga dapat ditelusuri dalam keagamaan. Meskipun dalam Katolik Roma dan Kristen, hitam sering kali dikaitkan dengan pemakaman, agama lain sering menggunakan putih sebagai warna yang mencerminkan berkabung.
Meskipun warna hitam dianggap simbol duka cita di banyak budaya, negara-negara lain memiliki pandangan yang berbeda terkait warna yang melambangkan kesedihan ini.
Sebagai contoh, negara Iran memiliki pandangan unik terkait warna biru yang dianggap sebagai simbol kematian atau duka cita. Lalu, ada Myanmar yang memandang warna kuning sebagai simbol duka cita.
Selanjutnya, India dan Tiongkok cenderung menganggap pakaian serba putih sebagai simbol duka cita. Thailand memberikan makna khusus pada warna ungu sebagai lambang kesedihan.
Perbedaan ini menunjukkan di mana setiap budaya memiliki pandangan unik terkait pemilihan warna sebagai ekspresi kesedihan. Itulah sejarah yang menggambarkan bagaimana warna hitam telah menjadi simbol duka cita dan menghormati kematian.