Pakar ITB: Bukan Jakarta, Ada 112 Daerah di RI yang akan Lebih Cepat Tenggelam
Dalam pidatonya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyinggung analisis tentang tenggelamnya ibu kota Jakarta pada 10 tahun mendatang. Riset tersebut menyebutkan, perubahan iklim menyebabkan naiknya permukaan laut dan penurunan tanah yang terjadi di Jakarta.
Dalam pidatonya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyinggung analisis tentang tenggelamnya ibu kota Jakarta pada 10 tahun mendatang. Riset tersebut menyebutkan, perubahan iklim menyebabkan naiknya permukaan laut dan penurunan tanah yang terjadi di Jakarta.
Riset dari Global Positioning System (GPS), Interferometric Synthetic Aperture RADAR (InSAR) danLight Detection and Ranging (LiDAR) menyebutkan, penurunan tanah di Jakarta dapat mencapai 10 sentimeter per tahun. Serta, 20 persen wilayah Jakarta sudah berada di bawah laut. Sehingga hal ini bukan hanya edaran semata.
-
Bagaimana Indonesia mendorong pemerintah agar mengatasi perubahan iklim di Sidang Umum ke-44 AIPA? “Dalam aspek itu, peran dan visi parlemen sangat penting dan besar untuk tidak hentinya selalu mendorong pemerintah agar melakukan segala upaya tidak hanya bisnis as usual, tapi juga out of the box, melampaui daripada konsep-konsep biasa,” ujar Wakil Ketua BKSAP DPR RI ini.
-
Bagaimana upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan di Jakarta? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji rencana perubahan jam kerja di DKI Jakarta yakni masuk pada jam 08.00 WIB dan 10.00 WIB dengan harapan dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen.
-
Bagaimana BPBD DKI Jakarta memperoleh informasi tentang potensi cuaca ekstrem? BPBD DKI Jakarta menjelaskan, potensi cuaca ekstrem tersebut berdasarkan hasil pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
-
Mengapa cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Jakarta? Cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh adanya aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) atau fenomena perambatan awan yang memasuki wilayah Indonesia.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Mengapa Indonesia menagih janji pendanaan negara maju untuk mengatasi perubahan iklim di Sidang Umum ke-44 AIPA? Pada 15th Conference of Parties (COP15) of the UNFCCC di Denmark tahun 2009, Putu mengungkap bahwa negara maju berkomitmen tujuan kolektif memobilisasi 100 miliar dolar per tahun mulai 2020 untuk aksi iklim bagi negara berkembang, yaitu aksi mitigasi terhadap perubahan iklim dan transparansi pelaksanaan. "Sehingga ini memang belum kita mampu mewujudkan. Dan harapannya jika ini tuntutan Indonesia harapannya juga menjadi tuntutan kawasan ASEAN kepada negara-negara yang maju," Putu Supadma Rudana.
Namun, Ketua Lembaga Riset Kebencanaan IA ITB Heri Andreas, mengatakan, secara teknologi dan data satelit, potensi untuk ke arah Jakarta tenggelam itu memang ada. Namun 10 tahun mungkin terlalu cepat.
"Melalui model (riset) yang kita buat kita harus lebih khawatir di 2050. Namun itu namanya proyeksi. Apakah itu akan benar-benar terjadi? Belum tentu, karena di tengah jalan juga pasti akan ada upaya-upaya yang dilakukan untuk menghindari hal tersebut," ujar Heri saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (2/8).
Lebih dalam Heri menambahkan, Jakarta memang punya masalah tersendiri terhadap tata ruang seperti banyak orang yang mengambil air tanah, kurangnya lahan penghijauan, dan sebagainya. Belum lagi soal jumlah penduduk yang kian meningkat. Menurut datanya, penduduk DKI saat ini sudah mencapai 11,5 juta dengan luas daerah hanya 662 Km persegi.
Namun, menurutnya, bukan Jakarta yang lebih mengkhawatirkan, namun beberapa wilayah di Jawa Tengah seperti Pekalongan, Semarang, dan Demak.
"Penurunan tanah di sana lebih cepat dan besar. Wilayah-wilayah di bawah lautnya juga bisa lebih besar dari Jakarta serta masih ada 112 kabupaten kota yang berpotensi untuk tenggelam mulai dari Pantai Timur Sumatera, Pesisir Kalimantan, Pantura Jawa, sedikit di Sulawesi dan Papua," kata Heri Andreas.
Senada, Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga, mengatakan, salah satu penyebab utama Jakarta terancam tenggelam adalah penyedotan/pemompaan air tanah yang tidak terkendali mulai dari tingkat rumah tangga, gedung perkantoran, perhotelan, pusat perbelanjaan, sampai dengan kawasan industri.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) juga berpendapat, bahwa Pemerintah pusat masih menganggap enteng isu perubahan Iklim, dan Indonesia adalah salah satu negara yang belum mendeklarasikan negaranya darurat iklim.
"Upaya penurunan emisi selain tidak serius juga tidak ambisius. Dibuktikan dengan rencana pemerintah yang terus membangun PLTU Baru. Sedangkan kita tahu salah satu penyumbang emisi terbesar di Indonesia adalah sektor energi, yakni PLTU," ujarnya melalui pesan teks.
Apa Solusinya?
Menurut Heri Andreas, bukan menjadi alasan kuat memindahkan ibu kota Jakarta hanya karena ancaman tenggelam. Apalagi, saat ini kondisi Jakarta sudah menjadi pusat bisnis dan industri.
"Secara analisa, tidak perlu pindah. Apalagi Jakarta sudah menerapkan kota ekonomi terbesar di Indonesia. Jadi tidak serta merta akan ditenggelamkan dan dipindah," ujarnya.
Selain itu, tanggul merupakan solusi umum serta berusaha untuk mengurangi penurunan tanahnya. Faktor dominan eksploitasi air tanah dengan mereduksi atau memberhentikan eksploitasi air tanah. Adanya program substitusi air tanah dengan pipanisasi, sumber-sumber air permukaan.
"Ke depannya pipanisasi akan dipercepat, pengadaan sumber-sumber air dari Jatiluhur, Waduk Karian. Memang sedikit terlambat prosesnya, Namun proses itu kan pasti butuh waktu," ujarnya.
Kata Biden
Dikutip dari situs resmi White House, whitehouse.gov pada Jumat (30/7) Biden mulai membahas isu perubahan iklim dengan menyampaikan bagaimana masalah tersebut memiliki dampak berbahaya yang sama terhadap semua negara.
"Tantangan iklim telah mempercepat ketidakstabilan di negara kita sendiri dan di seluruh dunia. Peristiwa cuaca ekstrem yang lebih umum dan lebih mematikan; kerawanan pangan dan air; naiknya permukaan laut, mengakibatkan perubahan iklim dan mendorong migrasi yang lebih besar dan menimbulkan risiko mendasar bagi komunitas yang paling rentan," kata Biden.
Biden selanjutnya menyinggung proyeksi tentang DKI Jakarta, yang diperkirakan bakal tenggelam dalam 10 tahun ke depan dan kemungkinan Indonesia harus memindahkan ibu kotanya.
"Tapi apa yang terjadi, apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?" imbuhnya.
"Itu penting. Ini adalah pertanyaan strategis sekaligus pertanyaan lingkungan," jelas Biden.
Reporter Magang: Leony
Baca juga:
Penjelasan Pemprov DKI Penyerapan Anggaran Pengendalian Banjir Tidak Optimal
Anies Enggan Tanggapi Proyeksi Biden Soal Jakarta Tenggelam: Kita Urus Covid Dulu
Jakarta Kembali Diprediksi Tenggelam, Ini Tanggapan Walhi
DKI Sering Diprediksi Tenggelam, Pemerintah Diminta Siapkan Langkah Antisipasi
Wagub DKI Sanggah Joe Biden: Jakarta Tidak Tenggelam 10 Tahun Lagi
Biden Singgung Proyeksi Jakarta Bakal Tenggelam 10 Tahun Mendatang