Pakar Mengurai Penyebab Ruas Tol Bocimi Amblas
Berdasarkan peta prakiraan gerakan tanah bulan April 2024, lokasi itu masuk dalam zona potensi gerakan tanah menengah-tinggi.
tiga kendaraan yang melaju dari arah Jakarta mengalami kecelakaan akibat jalanan amblas.
- Potret Mengerikan Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang, Mobil sampai Bertumpukan
- Kecelakaan Beruntun KM 92 Cipularang, Jalur Arah Jakarta Macet Total!
- Banyak Jalan Ditutup Imbas Arak-arakan Prabowo-Gibran Usai Dilantik, Ini Rute Pengalihan Arusnya
- Perhatian, Tiga Titik Ruas Tol Cikampek-Jakarta Sedang Ada Pekerjaan Jalan
Pakar Mengurai Penyebab Ruas Tol Bocimi Amblas
Badan jalan Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) amblas pada 3 April 2024. Analisa Pakar Komunikasi Bencana Muhammad Hidayat menduga cuaca ekstrem selama periode peralihan musim ditengarai menjadi penyebab utama.
"Ada rongga-rongga atau retakan di dalam tanah, yang saat hujan terisi air dan menyebabkan tanah mengembang, lalu mengakibatkan pergerakan tanah," ujarnya dalam keterangan di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Senin (8/4).
Hidayat menuturkan, hujan yang kerap terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat adalah pemicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor.
Tol Bocimi rentan terhadap bencana tanah longsor. Tol Bocimi dibangun di perbukitan bergelombang dengan kemiringan lereng bervariasi mulai landai hingga agak curam.
Berdasarkan peta prakiraan gerakan tanah bulan April 2024, lokasi itu masuk dalam zona potensi gerakan tanah menengah-tinggi.
Kelapukan tanah yang cukup tebal dan kemiringan lahan yang agak curam, membuat hujan dengan intensitas tinggi dan cukup lama sebagai pemicu terjadinya bencana.
"Apalagi kalau kita lihat, kondisi tebing di lokasi kejadian memang agak curam dan memperbesar gaya dorong," kata Hidayat.
Saat ini analisis sedang dilakukan untuk perbaikan di Tol Bocimi. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana untuk membangun pondasi penahan sebagai upaya perbaikan temporer agar jalur yang tidak terdampak longsor dapat dilalui pemudik.
"Selain perbaikan perlu ada cek dan analisis wilayah di sekitar Tol Bocimi untuk siaga mengamati retakan-retakan yang terjadi karena longsor tidak terjadi secara tiba-tiba, ada tanda-tandanya. Selain itu, harus ada rambu atau tanda khusus di sekitar area rawan bencana longsor agar pengguna jalan dapat meningkatkan kewaspadaan," kata Hidayat.
Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa kondisi amblas di jalan tol marak terjadi. Beberapa tahun lalu Tol Cipularang juga mengalami longsor.
Tak hanya jalan tol, secara umum wilayah tengah hingga selatan Pulau Jawa memang cukup rawan amblas dan longsor. Apalagi ditambah cuaca ekstrem pada sepuluh hari pertama bulan April 2024.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari berharap pemudik bisa lebih waspada dan menghindari berkendara dalam kondisi hujan. Hujan yang berlangsung lebih dari satu jam meningkatkan resiko amblas dan longsor.
Beristirahat di rest area menjadi pilihan terbaik jika kondisi cuaca kurang bersahabat, agar mudik tetap selamat," ucap Muhari.