Pakar: Selain Negara, Pencegahan Radikalisme Dimulai dari Keluarga
Islah mengatakan, keluarga atau orang tua adalah sosok yang kemudian dicontoh anak-anaknya. Keluarga adalah hulu yang paling utama dalam membendung radikalisme.
Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi mengingatkan, setiap potensi penyebaran ideologi radikal di Indonesia harus ditutup.
"Selain pencegahan secara masif dan komprehensif oleh negara, pencegahan radikalisme dimulai dari keluarga," kata Islah Bahrawi, dikutip dari Antara, Rabu (7/4).
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Apa yang menjadi masalah utama yang dihadapi warga Jakarta saat ini? Belakangan ini, kualitas udara Jakarta jadi sorotan masyarakat.
Islah mengatakan, keluarga atau orang tua adalah sosok yang kemudian dicontoh anak-anaknya. Keluarga adalah hulu yang paling utama dalam membendung radikalisme.
Peran keluarga, menurut dia, amat penting, apalagi kalangan anak muda adalah usia rentan terpapar radikalisme.
"Keluarga menjadi kekuatan penting untuk berusaha melawan radikalisme. Kontraradikal bisa dilawan lewat keluarga, paling awal," ujar Islah.
Walaupun ada beberapa kasus seorang anak menemukan ideologi radikal sendiri atau disebut self radicalism, katanya lagi. Tapi tetap sebenarnya peran orang tua mengawasi anak-anaknya menjadi dominan.
Dia menilai, masuknya ideologi radikal ke satu negara karena ada celah kosong. Oleh karena itu, Islah menilai negara tidak boleh diam dari hal tersebut.
"Negara tidak boleh diam, negara harus menggunakan tangan besi. Kalau kita lemah mengatasi ini, semua akan terlambat," kata dia.
Beberapa negara yang terlambat membendung ideologi radikal, seperti Filipina, Somalia, dan Sudan. Menurut Islah, negara-negara itu lemah mengantisipasi masuknya ideologi radikal.
"Banyak produk-produk mulai dari aturan sampai program yang seharusnya dilakukan. Kalau negara lemah, ideologi-ideologi radikal akan masuk secara leluasa," katanya pula.
Di Indonesia, menurut Islah, leading sector dalam mengatasi masalah ideologi radikalisme adalah Polri untuk penindakan dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk pencegahan.
"Tapi ada beberapa aturan yang memang mengikat perbantuan dari TNI untuk proses pencegahan dan penindakan, seperti (operasi) Tinombala itu juga bagian dari sinergitas antara TNI-Polri dalam penindakan," ujarnya lagi.
Namun pada dasarnya, kata dia, setiap pencegahan radikalisme yang paling berhasil di seluruh dunia adalah bagaimana bisa mencegahnya dari hulu membuat kultur-kultur di dalam masyarakat menolak radikalisme secara mandiri.
"Ketika paham radikal mulai masuk ke tengah masyarakat, masyarakat sendiri yang menolak, ini adalah konsep yang dilakukan oleh banyak akademisi di beberapa negara di dunia yang kemudian sangat efektif," katanya pula.
Islah menuturkan pencegahan radikalisme oleh Polri sifatnya sangat normatif, terprogram, terstruktur. Kalau pencegahan dari masyarakat yang akhirnya membudaya, itu akan sangat berhasil.
"Ini banyak terjadi, terutama di Thailand Selatan sudah efektif. Kemudian ada konflik antara Suku Sinhala dan Tamil di Srilanka juga berhasil dengan menggunakan konsep-konsep yang menolak radikalisme dari hulu," kata dia.
Islah menyebut Program Kampung Tangguh Jaya ala Kapolda Metro Jaya Irjen M Fadil Imran itu merupakan bagian dari upaya membangun budaya menolak radikalisme dari hulu. Islah berharap program pencegahan radikalisme berjalan di banyak daerah.
Apalagi, lanjut dia, sekarang sudah ada Perpres Nomor 7 Tahun 2021. BNPT sebagai leading sector bekerja sama dengan lembaga negara, departemen dan nondepartemen, serta menempatkan Polri dan TNI sebagai pendamping utama.
Islah yakin penyebaran ideologi radikal bisa dikikis andai hal itu dapat berjalan efektif di daerah.
"Saat ini program kontraradikal di Kota Solo sebagai role model. Solo ini unik, semua ideologi tumbuh secara politik, partai politiknya besar tapi radikalnya tinggi. Ini kemudian menjadi role model supaya Perpres Nomor 7 bisa dijadikan rencana aksi daerah," ujarnya lagi.
Baca juga:
Nasir Abbas Beberkan Tahapan Seseorang Terpapar Radikal Intoleran Hingga Siap Mati
'Orang yang Frustrasi dan Merasa Berdosa Lebih Mudah Direkrut Jadi Teroris'
Nasir Abbas: Terorisme Berawal dari Kesalahpahaman
Gotong Royong Menangkal Bibit Radikalisme
Jaringan Teroris Mengincar Kaum Muda