Paksa Warga Pilih Kades Petahana, Sekdes di Musi Rawas Todongkan Pistol
Warga salah satu desa di Kecamatan Muara Kelingi, Musi Rawas, Sumatera Selatan, resah. Mereka mengaku diancam dan diintimidasi calon kepala desa yang ingin terpilih kembali.
Warga salah satu desa di Kecamatan Muara Kelingi, Musi Rawas, Sumatera Selatan, resah. Mereka mengaku diancam dan diintimidasi calon kepala desa yang ingin terpilih kembali.
Kasus ini tengah diselidiki polisi setelah dilaporkan korban. Sekurangnya sudah ada dua orang, yak ni pasangan suami istri, S (58) dan SG (56), yang mengadu ke kantor polisi.
-
Apa yang dimaksud dengan Pilkada? Pilkada adalah proses demokratis di Indonesia yang memungkinkan warga untuk memilih pemimpin lokal mereka, yaitu gubernur, bupati, dan wali kota beserta wakilnya.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada merupakan singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah. Pilkada dilakukan untuk memilih calon kepala daerah oleh penduduk di daerah administratif setempat yang memenuhi persyaratan.
Dalam laporannya, S dan SG menceritakan mereka dipanggil sekretaris desa SM, untuk datang ke rumahnya dengan membawa kartu keluarga, Senin (6/3) malam. Lantaran disebut bakal dapat bantuan, mereka pun langsung datang.
Tak lama setelah mereka berada di rumah SM, datang terlapor, R, yang merupakan kades petahana. Dia menyuruh pasutri itu menemuinya di dapur didampingi Sekdes SM.
Di tempat itu, SM bersama R mengintimidasi S dan G untuk memilih R dalam pilkades nanti. SM mengancam akan melakukan sesuatu sambil menodongkan pistol ke kepala pasutri itu.
Kemudian, R dan SM menyodorkan surat perjanjian atau komitmen memilih R kepada kedua korban. Dengan terpaksa, mereka menandatangani surat itu.
Kasat Intel Polres Musi Rawas AKP Rudy Hartono mengungkapkan, kasus ini tengah diselidiki anggota Satreskrim Polres Musi Rawas bersama Polsek Kelingi. Koordinasi dilakukan agar kasus ini segera terungkap.
"Pelaporannya sudah diterima dan terkoneksi dengan Satreskrim dan Polsek Kelingi untuk memprosesnya," ungkap Rudy, Rabu (8/3).
Berdasarkan keterangan awal, banyak warga yang turut diancam dan diintimidasi. Hanya, mereka takut sehingga tidak melapor ke polisi.
"Kita tunggu hasil penyelidikan, sekdes dan calon kades akan dipanggil, termasuk warga yang disebut menjadi korban juga," pungkasnya.
(mdk/yan)