Panglima TNI jamin pembebasan 2 WNI sandera Abu Sayyaf tanpa tebusan
Namun, saat ini masih tersisa lima WNI yang tersandera. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu menyatakan pihak militer Filipina berjanji akan menindaklanjuti pembebasan kelima Warga Negara Indonesia yang masih dalam penyanderaan Abu Sayyaf.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan dua warga negara Indonesia (WNI) yang sempat disandera oleh kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina telah dibebaskan pada Kamis (7/9).
Dia mengaku bahwa upaya pembebasan tersebut tidak dilakukan dengan cara memberikan tebusan kepada para penyandera. Melainkan, upaya diplomasi bersama militer Filipina.
"Saya jamin tidak ditebus. Tapi diplomasi upaya kerja sama TNI dengan Army Forces Filipina, sehingga bisa dibebaskan," terang Gatot di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (8/9) .
Gatot mengingatkan, pembebasan sandera ini dilakukan dengan teliti dan benar-benar aman. Sebab, jika salah langkah, maka nyawa sandera jadi taruhannya.
"Tidak ada negosiasi untuk ganti rugi, tidak ada," tegasnya.
Sementara, Gatot menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak AFP atas keberhasilan pembebasan kedua WNI. Kini, keadaan keduanya sudah sehat dan aman.
Namun, saat ini masih tersisa lima WNI yang tersandera. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu menyatakan pihak militer Filipina berjanji akan menindaklanjuti pembebasan kelima Warga Negara Indonesia yang masih dalam penyanderaan Abu Sayyaf.
"Army Forces Filipina berjanji segera menindaklanjuti yang sisanya lima orang, kita doakan bersama-sama," ucap Gatot.
Diketahui, Kedua WNI disandera oleh kelompok separatis milisi bersenjata Abu Sayyaf sejak 19 November 2016 di kawasan Mindanao, Filipina. Keduanya, dibebaskan pihak Army Forces Filipina (AFP) dan langsung dievakuasi ke rumah sakit di Zamboanga untuk mendapat perawatan medis.