Pantai Parangkusumo, gerbang istana Nyi Roro Kidul
Hubungan raja-raja Mataram dan Kanjeng Ratu Kidul telah memperkokoh legitimasi kepada Sri Sultan Hamengkubuwo.
Masyarakat Yogyakarta sampai saat ini meyakini adanya hubungan spesial antara Keraton Yogyakarta dengan penguasa pantai selatan, Nyi Roro Kidul. Hubungan spesial tersebut dimulai sejak pendiri mataram Panembahan Senopati. Dan di Pantai Parangkusumo lah hubungan spesial itu terjadi.
Pantai Parangkusumo merupakan salah satu pantai yang dikramatkan oleh penduduk sekitar kawasan Pantai Parangtritis, Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam tradisi Jawa, pantai Parangkusumo ini dianggap sebagai gerbang utama atau jalan tol menuju Keraton Gaib Laut Selatan, sebuah kerajaan Nyi Roro Kidul yang menguasai Laut Selatan (Samudera Hindia).
Berbagai acara labuhan, baik dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat maupun dari masyarakat setempat digelar di pantai Parangkusumo. Ritual Labuhan Keraton di Pantai Parangkusumo merupakan simbol ikatan dan kekuasaan antara keraton dan penguasa laut selatan.
Berdasarkan cerita almarhum Mbah Nono panggilan akrab RP Suraksotarwono juru kunci sekaligus sesepuh warga Pantai Parangkusumo yang baru meninggal sekitar dua bulan lalu, labuhan kepada Kanjeng Ratu Kidul merupakan sebuah ritual yang penting bagi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Ratu Kidul berjanji untuk mengayomi Panembahan Senopati dan seluruh keturunannya dan Kerajaan Mataram ketika berada dalam kesulitan. Berdasarkan nasehat dari Ki Juru Mertani, Panembahan Senopati bermeditasi di Pantai Parangkusumo, sebuah pantai kecil di pinggiran Laut Selatan.
Meditasi yang luar biasa tersebut mengakibatkan "goro-goro" atau menimbulkan kekacauan di Kerajaan Segara Kidul (laut selatan). Kanjeng Ratu Kidul pun mendatangi penguasa Mataram tersebut dan mengatakan bahwa harapannya telah dikabulkan oleh Sang Maujud Agung.
Kemudian perjanjian antara Panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul dibuat. Hubungan antara raja-raja Mataram dan Kanjeng Ratu Kidul telah memperkokoh legitimasi kebudayaan kepada Sri Sultan Hamengkubuono.
Cerita tersebut sampai sekarang masih dipercayai oleh masyarakat Yogyakarta. Sehingga masyarakat masih melakukan ritual di kawasan Cepuri sebagai tempat pertemuan antara Ratu Kidul dengan Panembahan Senopati dan juga di Kawasan Pantai Parangkusumo yang dipercaya merupakan keratonnya Ratu Kidul.
Meski hanya sebuah cerita yang turun temurun, masyarakat tetap melakukan semedi di Pantai Parangkusomo kata Mbah Nono. Pada tahun 1973 ketika akan diberi limpahan jabatan dari ayahnya, dia didampingi ayahnya melakukan semedi Pantai Parangkusmo.
Saat itu tiba-tiba air laut surut dan terlihat adanya sebuah kerajaan. Saat dia masuk, dari depan kerajaan terlihat seperti ada gerbang yang megah. Melewati gerbang terlihat bangunan seperti pendapa yang dilengkapi tiga tangga yang terbuat dari batu yang sangat indah dan sangat bersih.
Ketika ingin menaiki pendopo tiba-tiba sosok Ratu Kidul muncul. Seketika itu juga Mbah Nono langsung menundukkan wajah sebagai bentuk penghormatan bagi penguasa laut selatan.
Setelah sekian lama tertunduk, tiba-tiba Ratu Kidul menjamah kepala Mbah Nono seraya mengatakan untuk menerima tanggung jawab yang diberikan ayahnya, menjadi penerus juru kunci Cepuri. Melalui pengalaman gaib itulah dia menerima tanggung jawab sebagai juru kunci Cepuri, tempat pertemuan antara Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul.
Sebagai juru kunci Cepuri, kakek yang telah dikarunia empat cucu ini menyatakan, terdapat dua tempat lokasi untuk melakukan ziarah yaitu di Batu Besar yang disebut Sela Ageng dan Batu Sengker atau batu gilang. Di lokasi Sela Ageng inilah pertama kali Penembahan Senopati melakukan semedi. Namun karena tidak nyaman, maka Panembahan Senopati berpindah tempat ke lokasi batu sengker (batu kecil) yang lokasinya di bagian selatan Sela Ageng.
Saat bersemedi di batu kecil (Batu sengker) inilah Panembahan Senopati bertemu dengan Ratu Kidul yang ceritanya Ratu Kidul bersedia membantu dan mengamankan kerajaannya beserta keturunan Penembahan Senopati (Raja Keraton Yogyakarta). Dengan janji dari Ratu Kidul itulah sampai sekarang ritual Labuhan yang dimulai dari doa di sela sengker hingga dan berakhir dengan Labuhan di Kawasan Pantai Parangkusumo masih terus dilestarikan. Sampai kini, ritual tersebut sudah masuk menjadi agenda budaya dan wisata di Pantai Parangkusumo, Kretek, Bantul, Yogyakarta.
Leak, mitos makhluk jadi-jadian di Bali
Penampakan saat tayangan azan Magrib
4 Cerita mistis bikin geger sepanjang 2012
Mengungkap bekas 'gedung setan' di Jakarta
Paranormal ambil 53 paku di kepala pemuda yang disantet
Ritual aneh para dukun, bakar celana dalam hingga semedi bugil
Tumbal, cara kaya menjual nyawa pada setan
Hantu paling otentik dalam bidikan kamera di dunia
Kisah sopir angkot disesatkan tiga hantu cantik
Mengintip kamar hotel Nyai Roro Kidul
-
Di mana lokasi Misis? Pernah ada masanya Misis, sebuah kota kuno yang telah berdiri kokoh selama 7.000 tahun di wilayah selatan Adana, Turki, dikenal sebagai kota abadi.
-
Siapa yang menemukan sinyal misterius itu? Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini. Mereka sedang melihat data selama lebih dari satu dekade dari salah satu teleskop utama NASA ketika mereka menangkap sinyal tersebut.
-
Di mana lubang misterius itu ditemukan? Ini benar-benar memecahkan misteri yang telah membingungkan dan menjadi perdebatan para ilmuwan selama bertahun-tahun. Bopeng misterius ini ditemukan pada tahun 2010-an, dan sebelumnya diduga disebabkan oleh gas metana yang keluar dari bawah permukaan.
-
Di mana lingkaran batu misterius tersebut ditemukan? Arkeolog menemukan sebuah lingkaran batu misterius di Pegunungan Andes.
-
Mengapa tarian Ketuk Tilu awalnya dikaitkan dengan kepercayaan mistis? Dengan kata lain mampu menghubungkan manusia dengan para roh leluhur.
-
Apa yang sebenarnya ada di dalam kuburan misterius itu? “Dan ternyata setelah kami ke sini mendapat laporan dari Bhabinkamtibmas, kuburan itu berisi seekor kucing. Memang yang punya kucing menyampaikan bahwa mereka memelihara kucing dalam keadaan hamil, lalu meninggal, dan dikuburkan di lahan kosong yang ada,”