Para donatur curiga sejak awal kekejaman pemilik Panti Samuel
"Baru sadar setelah anak-anak melarikan diri dan berlindung di gereja GBI Sangsakala," ujar Debora.
Tindakan Kekerasan dan tindakan kekerasan seksual yang dialami anak-anak Panti Asuhan Samuel, ternyata sudah dicurigai para donatur sejak pertama kali memberikan bantuan kepada panti milik pemuka agama yaitu Chemuel dan Yuni, itu.
Hal tersebut dikatakan seorang koordinator donator panti, Debora (47) yang mengatakan, awalnya dia tidak pernah sedikit pun berpikiran negatif. Namun setelah mendengar pengakuan salah seorang anak asuh panti berinisial H (20) baru menyadari selama ini pihaknya memberikan bantuan di salah gunakan oleh pemilik panti tersebut.
"Saya gak pernah berpikiran negatif. Saya hanya nyumbang karena murni belas kasihan saya terhadap anak-anak panti. Namun setelah anak-anak bicara mereka ada yang disabet pakai gesper, minum dengan air keran dan tindakan kekerasan seksual saya baru pikir kok sampai begitu teganya mereka sampai anak-anak melarikan diri dan berlindung di gereja GBI Sangsakala," ujar Debora.
Debora melanjutkan, anak-anak yang melarikan diri lebih banyak memilih untuk berlindung di gereja tersebut.
"Mereka lari ke sana, ke gereja, dan sebelum mereka kabur si Paulus alias Rudi (14) menjemput adik-adiknya dan kembali masuk ke panti dan tidur di lemari pada saat ada ayahnya (Chemuel). Pada saat ayahnya pergi baru Paulus dengan leluasa menjemput adik-adiknya dan kabur dari panti menuju gereja," ujarnya.
Pengakuan mirip dikatakan donator lainnya, yaitu Yoyok Setio Hermanto (52) yang menjadi Donator panti asuhan tersebut sejak Agustus 2013.
"Kita tidak tahu panti tersebut ternyata ilegal. Kalau mau nyumbang kan kita gak mikir soal legalitas, kalau kami masyarakat ingin nyumbang ya nyumbang aja, dan saya sudah pernah ke panti 12 Februari lalu untuk mencari bukti-bukti tapi ternyata papan nama panti sudah tidak ada dan mereka direlokasi ke panti baru," ujarnya.
Yoyok melanjutkan, pihak panti bahkan sempat mencurigai koordinator donator Debora akibat sering sekali berkunjung ke panti tersebut.
"Yang mengakses itu Ibu Debora. Hampir tiap minggu ke sana sampai Ibu Debora dicurigai, ketika mendapatkan jawaban saya mau jemput anak-anak ke gereja. Iya jawabannya anak-anak sudah ke gereja, padahal kami selalu kasih bantuan pakaian dan makanan serta kebutuhan pokok anak-anak. Terakhir saya dengar ada seorang donator lain nyumbang Rp 400 juta untuk merenovasi panti tersebut," kata pria beranak dua tersebut.